Pertamina terus menggenjot target pengoperasian pengembangan proyek petrokimia di kawasan Kilang Balongan. Hal tersebut ditandai dengan pendandatanganan kerja sama Head of Agreement (HoA) bersama CPC Corporation pada Jumat (5/6) sore.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang menjelaskan, kerja sama bersama CPC tersebut tak akan menggangu proses berjalannya kerja sama pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC).
"Kita sudah lakukan diskusi dengan CPC tahap pertama, yang kita tandatangani nanti sore itu petrochemical-nya. Kalau ADNOC kita masih tunggu feasibility study yang selesai di Agustus, hasil dari itu kita akan diskusikan," ujar Tallulembang, dalam video conference Pertamina, Jumat (5/6) siang.
(Baca: Pertamina Kebut Pembangunan Enam Kilang Demi Setop Impor BBM pada 2026)
Saat ini proses study kelayakan di Kilang RDMP Balongan masih terus berjalan. Adapun pada Agustus mendatang Pertamina bakal berdiskusi dengan kedua belah pihak terkait integrasi kilang crude ke petrokimia setelah proses study kelayakan rampung.
Sebagai informasi, PT Pertamina menggandeng CPC Corporation, Taiwan, untuk menggarap proyek petrokimia di kawasan Kilang Balongan, Jawa Barat. Kerja sama ini dituangkan dalam kesepakatan kerja sama yang sudah diteken di Forum IMF-World Bank 2018 di Bali.
Dengan kerja sama itu, kedua perusahaan tersebut akan mengembangkan naptha cracker kelas dunia dan membangun unit turunannya di sektor hilir. Pabrik ini akan menghasilkan propylene, polyethylene dan butadiene. Nilai proyek ini mencapai US$ 6,5 miliar atau Rp 97,5 triliun. Proyek anyar ini diproyeksikan akan beroperasi pada 2026 mendatang.
(Baca: Pertamina Akan Lanjutkan Proyek Kilang Cilacap Tanpa Saudi Aramco)