Kementerian Sosial mencatat realisasi bantuan sosial (bansos) tunai bagi masyarakat terdampak pandemi virus corona atai Covid-19 di luar Jabodetabek hanya sebesar 73,3%. Artinya, dana bansos tunai yang disalurkan baru sebesar Rp 3,96 triliun untuk 6,59 juta keluarga.
Menteri Sosial Juliari Batubara mengatakan, penyaluran bansos tunai bagi masyarakat terdampak corona di luar Jabodetabek tersebut terhambat sejumlah kendala. Salah satunya karena penyaluran bansos tunai harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan untuk mencegah corona.
"Sehingga tidak bisa membiarkan antrean terlalu panjang dan berdesak-desakan," kata Juliari dalam konferensi video dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/6).
Selain itu, Juliari menyebut beberapa penerima bansos tunai berada di wilayah yang terpencil. Alhasil, Kemensos sulit untuk bisa menyalurkan bansos tunai tersebut.
(Baca: Perpanjang Waktu Bantuan, Pemerintah Pangkas Bansos Rp 300 Ribu)
Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, Juliari telah meminta PT Pos Indonesia membuka kantornya hingga pukul 22.00 WIB. Ini agar waktu bagi warga mengambil bansos tunai tersebut lebih panjang.
Loket untuk penyaluran bansos tunai pun nantinya tak hanya berada di kantor pos. "Tapi juga di kantor kelurahan atau balai desa. Ini kami sudah lihat sendiri di lapangan ada yang penyaluran tidak hanya melalui kantor pos,tapi balai-balai desa dan juga kantor-kantor kelurahan," kata Mensos.
Lebih lanjut, Kemensos akan langsung menyalurkan bansos tunai tanpa tahapan di wilayah terpencil. Dengan demikian, warga terdampak pandemi corona di wilayah terpencil langsung mendapatkan dana bansos tunai sebesar Rp 1,8 juta.
Biasanya, penyaluran bansos tunai dilakukan dalam tiga tahap. Setiap tahapnya, Kemensos menyalurkan dana bansos tunai senilai Rp 300 ribu. "Sehingga tidak perlu lagi kembali ke loket atau kantor pos untuk menerima bansos dan itu akan membuat penyaluran bansos tunai ini lebih cepat," kata Juliari.
(Baca: Pemerintah Akui Data 20 Juta Penerima Bansos Tak Sinkron dengan NIK)