Ahli Anggap Klaim Anies Soal Corona di Jakarta Terkendali Tak Tepat

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/wsj.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Wali Kota Bogor Bima Arya di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). Ahli kesehatan masyarakat (24/6) mengatakan pernyataan Anies soal reproduksi corona di DKI tidak tepat.
24/6/2020, 20.42 WIB

Klaim Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahwa penularan virus corona di Ibu Kota terkendali dianggap ahli kesehatan masyarakat tak sepenuhnya tepat. Penyebabnya pengendalian Covid-19 tidak bisa hanya didasarkan pada tingkat reproduksi efektif (Rt) virus tersebut.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr. Hermawan Saputra mengatakan DKI hanya bisa menggunakan Rt sebagai salah satu indikator dalam pengendalian corona. Sedangkan faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam mengendalikan Covid-19 adalah jumlah kasus harian yang sifatnya insidental.

Selain itu, banyak asumsi yang dapat mempengaruhi angka Rt.  "Salah satunya berkaitan dengan perilaku populasi dan kondisi lingkungan," kata Hermawan ketika dihubungi Katadata.co.id, Rabu (24/6).

(Baca: Klaim Reproduksi Corona Menurun, Anies Tak Tambah Aturan PSBB Transisi)

Tak hanya itu, Pemprov DKI Juga harus mempertimbangkan rasio spesimen positif terhadap total tes corona. "(positivity rate) di DKI dalam seminggu terakhir justru masih sangat fluktuatif," kata Hermawan.

Atas dasar itu, Hermawan menilai Anies tak boleh gegabah dalam melonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurutnya, Pemprov DKI harus cermat memilih sektor-sektor apa saja yang boleh dibuka ke depannya.

Dia tak ingin Pemprov DKI melonggarkan PSBB di sektor-sektor tersier, seperti tempat wisata, kebun binatang, atau menggelar Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB). Hal yang diperlukan saat ini adalah fleksibilitas dalam pembukaan aktivitas primer.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu