Survei: Sebagian Warga Jakarta Percaya Virus Corona Buatan Manusia

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Ilustrasi, warga berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan Gajah Mada, Jakarta, Minggu (5/7/2020).
Penulis: Rizky Alika
5/7/2020, 16.17 WIB

"Data itu mungkin ada kaitannya dengan beberapa komentar pejabat pemerintah yang mengatakan Covid-19 akan reda ketika musim panas tiba," ujar dia.

Sebagai informasi, studi itu dilakukan selama 29 Mei hingga 20 Juni. Ada 200 ribu lebih responden yang terlibat. Namun, setelah uji validitas, hanya 154.471 responden yang dianggap valid.

Survei dilakukan secara online melalui platform Qualtrics yang disebar lewat WhatsApp kepada warga Jakarta. Metodenya Quota Sampling, berdasarkan variabel penduduk per kelurahan.

Penyebaran survei dilakukan melalui jaringan Palang Merah Indonesia (PMI), Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta, beberapa camat, dan Jaringan komunitas warga. (Baca: WHO: Hanya Jakarta yang Penuhi Standar Minimum Tes Corona di Jawa)

Studi itu menggunakan tiga metode analisis. Pertama, statistik deskriptif untuk mendapatkan gambaran demografi responden dan informasi dasar terkait variabel studi.

Kedua, analisis Spearman rho untuk mengukur korelasi antar-variabel dan faktor demografi. Terakhir, formulasi pengukuran indeks persepsi risiko untuk mengukur kecenderungan umum dari persepsi risiko responden terhadap situasi pandemi.

Ada enam variabel yang dimasukkan yakni Risk Perception, Self-Protection, Information, Knowledge, Social Capital, dan Economy. (Baca: Survei: Warga DKI Jakarta Belum Siap Terapkan Normal Baru)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika