Kasus Covid-19 Bertambah 1.671 Orang, Tertinggi di Jatim & DKI Jakarta

ANTARA FOTO/Arnold/wpa/aww.
Ilustrasi, petugas medis menunjukkan alat tes cepat (rapid test) COVID-19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (9/7/2020). Pemerintah mencatat penambahan kasus Covid-19 pada Sabtu (111/7) mencapai 1.671 orang.
11/7/2020, 16.32 WIB

Pemerintah mengumumkan penambahan kasus Covid-19 pada Sabtu (11/7) mencapai 1.671 orang. Penambahan kasus paling tinggi terjadi di Jawa Timur (Jatim) dan DKI Jakarta.

Dari penambahan kasus itu, total kasus positif Covid-19 menjadi 74.018 orang. Dilihat dari sebarannya, ada enam provinsi dilaporkan menyumbang kasus terinfeksi virus corona paling banyak.

Keenamnya provinsi tersebut yakni Jatim, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, dan Jawa Barat. Kasus baru Covid-19 di Jatim dilaporkan sebanyak 409 orang dengan jumlah pasien sembuh bertambah 318 orang.

Kemudian DKI Jakarta mencatat kasus baru sebanyak 378 orang dan 215 pasien sembuh. Sedangkan, kasus baru di Sulawesi Selatan pada hari ini bertambah 180 kasus baru dan pasien sembuh meningkat 176 orang.

Jawa Tengah mencatat ada penambahan 100 kasus baru dan 50 sembuh. Sumatera Utara terdapat 87 kasus baru dan 16 sembuh, Kalimantan Selatan 79 kasus baru dan 75 sembuh, serta Jawa Barat 73 kasus baru dan 28 sembuh.

"Ada 18 provinsi lainnya yang tambahan kasus di bawah 10 orang. Sedangkan enam provinsi tanpa kasus baru sama sekali, yakni Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur," kata juru bicara nasional penanganan corona Achmad Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta, Sabtu (11/7).

(Baca: Mengetahui Cara Penularan Corona Lewat Udara dan Mencegahnya)

Sedangkan pasien yang sembuh dari Covid-19 di Indonesia bertambah 1.190 orang. Sehingga total kasus sembuh mencapai 34.719 orang.

Untuk jumlah pasien yang meninggal karena Covid-19 bertambah 66 orang, sehingga menjadi 3.535 orang meninggal karena Covid-19.  "Total 660 kabupaten kota terdampak. Masih terpantau Orang Dalam Pemantauan (ODP) 34.887 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 13.752 orang," ujar Yuri.

Yuri mengatakan, faktor sumbangan kasus positif paling banyak dikarenakan ketidakdisiplinan masyarakat menggunakan masker. Padahal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan bahwa virus corona bisa menular lewat udara atau airbone.

"Beberapa ahli katakan mikro droplet bisa diibaratkan sebagai aerosol semprotan obat nyamuk yang melayang-layang di udara," kata dia. 

Ia juga mengingatkan agar masyarakat menjaga ventilasi udara tempat tinggalnya. "Apabila udara tertutup tanpa ventilasi, virus bakal lama berada di situ. Pelihara ventilasi yang maksimal, kalau di ruangan itu ada droplet akan cepat dikeluarkan dengan aliran udara yang baik," ujarnya. 

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan