Mengetahui Cara Penularan Corona Lewat Udara dan Mencegahnya

Image title
10 Juli 2020, 17:26
Ilustrasi. WHO mengeluarkan panduan resmi yang menyatakan virus corona bisa menular melalui udara atau airborne, Kamis (9/7).
ANTARA FOTO/REUTERS/Alkis Konstantinidis/aww/cf
Ilustrasi. WHO mengeluarkan panduan resmi yang menyatakan virus corona bisa menular melalui udara atau airborne, Kamis (9/7).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan panduan ilmiah baru terkait virus corona di situs resminya, Kamis (9/7). Panduan ini mengakui sejumlah penelitian yang menyatakan virus tersebut bisa menular lewat udara atau airborne.

WHO menyatakan penularan melalui udara terjadi akibat penyebaran agen penular berupa aerosol yang tetap menular dan bertahan di udara dalam jarak dan waktu lama. Aerosol adalah tetesan pernapasan kecil berdiameter kurang dari 5 μm yang mampu melayang di udara dalam waktu lama. Berbeda dengan tetesan pernapasan besar atau droplet yang berdiameter 5-10 μm dan jatuh ke tanah dalam beberapa meter.

Advertisement

(Baca: Kasus Corona Melonjak, Ahli Epidemologi Waspadai Potensi Klaster Baru)

Penularan virus corona melalui udara dapat terjadi ketika petugas medis melakukan prosedur tertentu yang menyebabkan keluarnya aerosol. Namun sejumlah penelitian juga menyatakan aerosol bisa melayang di udara tanpa melalui prosedur tertentu, terutama di dalam ruang tertutup dengan sirkulasi udara buruk. Ruang tertutup yang ramai seperti restoran sangat rentan menjadi lokasi penularan, jika di situ berada seorang yang telah terinfeksi visur corona dan berdiam diri dalam waktu lama.

Teori pernapasan, kata WHO dalam panduan ilmiahnya, menghasikan beberapa hipotesis mekanisme penularan virus corona melalui udara. Pertama, sejumlah droplet menghasilkan aerosol berukuran mikroskopis saat menguap. Kedua, aktivitas bernafas dan berbicara normal menghasilkan aerosol. Selain itu, sebuah penelitian juga menyatakan aerosol bisa keluar melalui bersin dan batuk.

“Oleh karena itu, orang yang rentan dapat menghirup aerosol dan bisa terinfeksi jika di dalamnya terkandung virus dalam jumlah cukup untuk menginfeksi orang lain,” tulis WHO.

(Baca: Ratusan Ilmuwan Sebut Corona Menyebar Lewat Udara)

WHO menyatakan, sampai saat ini jumlah droplet yang menguap untuk dapat menghasilkan aerosol dan dosis yang bisa menularkan virus corona belum diketahui. Namun, sebuah eksperimen menemukan aerosol bisa bertahan 3 jam di udara. Sementara sebuah studi lain menyebutkan bisa bertahan 16 jam di udara dengan tetap membawa komponen virus.

Pendalaman ini dilakukan WHO setelah 239 ilmuwan dari 32 negara membuat surat terbuka bahwa virus corona bisa menular melalui udara. Mereka meminta WHO merevisi panduannya yang sebelumnya menyatakan virus corona hanya bisa menular melalui droplet dalam jarak tertentu.

Para ilmuwan tersebut menyatakan menemukan bukti bahwa partikel kecil virus corona bisa menginfeksi manusia. Wawancara The New York Times dengan sekitar 20 ilmuwan yang termasuk di dalamnya konsultan WHO pun menemukan hal sama yang menyebabkan penularan lewat udara ketika seseorang menghirupnya.  

Cara Mencegah Penularan Corona Lewat Udara  

Dalam panduan terbarunya, WHO menyatakan menjaga jarak dengan orang lain dan penderita virus corona masih menjadi cara utama untuk memutus mata rantai penularan. Termasuk dengan mengidentifikasi penderita virus corona yang bergejala maupun tidak dan segera mengisolasinya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement