Pariwisata Bali Dibuka, Bappenas Tak Yakin Ekonomi Langsung Pulih

ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Ilustrasi. Pariwisata Bali rencananya baru akan dibuka untuk wisatawan mancanegara pada 11 September 2020. Hal itu juga akan melihat situasi corona di Bali terlebih dahulu.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
4/8/2020, 13.45 WIB

Pariwisata di Bali sudah dibuka kembali sejak 31 Juli 2020. Namun, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa tak bisa memastikan kapan perekonomian Pulau Dewata akan kembali pulih. 

"Susah kalau mau meramalkan karena pandemi ini di seluruh dunia," kata Suharso dalam diskusi virtual, Selasa (4/8).

Pandemi virus corona saat ini belum berakhir. Hampir seluruh negara saat ini harus menghadapi pandemi yang juga memberikan dampak berat pada perekonomian.

Suharso pun menilai bangkitnya perekonomian bakal sangat ditentukan oleh pembuatan vaksin corona. Saat ini, sudah banyak negara di dunia yang berlomba untuk menciptakan vaksin Covid-19. Beberapa negara yang tengah mencoba membuat vaksin tersebut, seperti Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, dan Jepang.

"Bahkan di negara kita. Itu sedang berusaha ada beberapa kelompok, ada dari Eijkman, Bio Farma, dan Universitas Airlangga," kata Suharso.

Dia  berharap vaksin corona bisa segera diproduksi mulai 2021. Pemerintah pun sudah menyediakan anggaran untuk pembelian vaksin corona tersebut. Dengan demikian, perekonomian dalam negeri diharapkan dapat segera bangkit.

"Karena kalau tidak, kasihan kita dengan mereka yang hidupnya sangat bergantung kepada pariwisata," kata Suharso.

 Sebagai informasi, Bali sudah membuka pariwisatanya sejak 31 Juli 2020. Pemerintah beralasan pembukaan pariwisata penting untuk menggenjot perekonomian yang anjlok akibat pandemi corona.

Namun, pembukaan obyek-obyek wisata ini masih terbatas untuk wisatawan nusantara.  Untuk wisatawan mancanegara, pariwisata Bali rencananya baru akan dibuka pada 11 September 2020. Hal itu akan melihat situasi corona di Bali terlebih dahulu.

Pandemi virus corona memukul pariwisata dan perekonomian Bali. Jumlah penduduk miskin di Pulau Dewata pun naik menjadi 3,78% atau sekitar 165,19 ribu jiwa pada Maret 2020.

Reporter: Dimas Jarot Bayu