Kunjungan Jokowi hingga Ridwan Kamil yang Jadi Relawan Vaksin Corona

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kiri) saat meninjau fasilitas produksi vaksin COVID-19 di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan PT Bio Farma (Persero) telah mampu memproduksi vaksin COVID-19 dengan kapasitas 100 juta vaksin.
Penulis: Pingit Aria
12/8/2020, 20.48 WIB

Uji klinis fase tiga vaksin Covid-19 Sinovac secara resmi dimulai di Indonesia, Selasa (11/8). Presiden Joko Widodo meninjau fasilitas produksi di Bio Farma dan menyaksikan penyuntikan perdana relawan uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.

Kedatangan Jokowi ke Bandung didampingi oleh Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM), Penny K Lukito, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.

Kedatangan rombongan tersebut diterima oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir beserta jajaran Board of Executives Bio Farma. Ada juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Erick yang juga memimpin Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) menyatakan bangga atas kemampuan perusahaan BUMN, Bio Farma yang bekerja sama dengan lembaga Sinovac asal Tiongkok karena sudah memasuki uji klinis tahap ketiga. “Tidak banyak negara atau lembaga penelitian yang sudah mencapai uji klinis hingga tahap ini," ujarnya.

Menteri Erick Thohir mengucapkan terima kasih kepada para relawan, tim laboratorium Bio Farma dan Sinovac, serta Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang telah mewujudkan tahapan krusial ini.

Kini, masyarakat menunggu hasil uji dalam enam bulan ke depan. “Mohon dukungan dan doa atas vaksin yang saya pastikan halal ini,” kata Erick.

Jika uji klinis dinyatakan berhasil, tim akan melakukan registasi ke Badan POM. Setelahnya, baru vaksin akan diproduksi secara massal.  

Sementara itu, Honesti Basyir dalam sambutannya mengatakan bahwa dunia saat ini sedang menantikan vaksin Covid-19. Dari ratusan lembaga yang mengembangkan vaksin Covid-19, tidak banyak yang sudah sampai pada tahapan uji klinis fase tiga.

Bagaimanapun, Rusia baru saja mengumumkan lisensi vaksin Covid-19 setelah 2 bulan masa uji coba terhadap manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun meragukan keampuhannya.

“Diperlukan uji klinis tahap tiga sebelum vaksin COVID-19 ini bisa diproduksi, Uji klinis merupakan tahapan yang perlu dilalui untuk semua produk farmasi termasuk obat-obatan dan vaksin," kata Honesti.

Menurutnya, uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac telah dilakukan sesuai standar WHO, mulai dari uji pre-klinis, uji klinis tahap satu hingga uji klinis tahap dua di Tiongkok. “Hasilnya pun sudah diketahui oleh Badan POM,” kata Honesti.

Bio Farma dengan Sinovac, memiliki kesamaan platform antara vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac, dengan kemampuan Bio Farma dalam memproduksinya yaitu inactivated vaccine.

Selain kesamaan platform, alasan pemilihan Sinovac adalah karena mereka memiliki pengalaman dalam hal pengembangan vaksin dalam kondisi pandemi, seperti pembuatan vaksin SARS.

Indonesia melalui Bio Farma, sudah mempersiapkan fasilitas produksi vaksin Covid-19 dengan kapasitas maksimal 100 juta dosis dan pada akhir Desember 2020. “Dan akan ada tambahan kapasitas produksi sebanyak 150 juta dosis," kata Honesti.

Dalam produksi vaksin Covid-19, Bio Farma akan memanfaatkan fasilitas produksi yang sudah ada, sehingga tidak perlu melakukan tambahan investasi untuk memproduksi vaksin Covid-19.

Ridwan Kamil Jadi Relawan

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut mendaftar sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19. Emil, berharap keikutsertaannya sebagai relawan ini akan menambah kepercayaan masyarakat terhadap vaksin yang sedang dikembangkan.

"Saya, Pak Kapolda dan Pangdam mendaftarkan diri sebagai relawan sehingga diharapkan dapat menurunkan spekulasi spekulasi dan provokasi yang tidak perlu," kata Emil dalam sambutannya.

Posisi Emil sulit digantikan oleh pejabat pemerintah pusat karena salah satu syarat relawan adalah berdomisili di Bandung. Dengan begitu, tim uji di Kota Kembang dapat memantau kesehatan para relawan dengan lebih baik.

Ridwan Kamil (Katadata)

Kriteria Lolos Uji Vaksin

Manajer Lapangan Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran (Unpad), dr Eddy Fadliyana mengatakan, ada beberapa kriteria agar vaksin Sinovac bisa lolos uji klinis tahap ketiga ini.

Di antaranya, vaksin itu bisa dikatakan berhasil apabila tidak banyak relawan mengalami efek samping yang berat. Kemudian antibodi di tubuh para relawan harus muncul setelah vaksin disuntikkan.

"Lalu dilihat efikasinya, jadi nanti kelompok yang divaksin itu kelihatan tidak terkena infeksi virus corona, selama enam bulan (proses uji klinis)," kata Eddy.

Menurutnya, setelah vaksin itu melalui tahap kedua dan ketiga uji klinis, vaksin itu 90% lebih dinilai bisa melindungi dari infeksi virus corona. Bagaimanapun, ia tak menampik masih ada potensi orang yang divaksinasi, namun masih bisa terjangkit Covid-19. "Masih bisa terkena infeksi, tapi sebagian besar terlindungi," kata dia.

Menurutnya antibodi di tubuh akan timbul dalam 14 hari setelah penyuntikan vaksin kedua. Dalam proses uji klinis itu, para relawan memang harus menjalani dua kali penyuntikan vaksin.

Lalu, dalam enam bulan ke depan, tim riset bakal melihat perkembangannya terkait berapa jumlah relawan yang terkena Covid-19 dan yang tidak. "Dalam enam bulan itu kita lihat, apakah menurun atau masih tinggi antibodinya dan kejadian efek sampingnya," kata dia.

Reporter: Antara