Berlomba Mencari Senjata Pamungkas Perang Covid-19

Ilustrator: Joshua Siringoringo | Katadata
Penulis: Sorta Tobing
17/8/2020, 09.00 WIB

Uji klinis fase ketiga vaksin virus corona buatan Sinovac Biotech Ltd asal Tiongkok mulai berjalan pada Selasa (11/8) lalu. Pada hari pertama pengujian, sebanyak 21 subjek penelitian atau relawan telah menerima vaksin di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran, Jawa Barat.

Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Herlina Agustin menjadi salah satu dari relawan uji coba tersebut. Titin, sapaan akrabnya, dijadwalkan mendapatkan vaksinasi pada 27 Agustus mendatang. Ia lolos syarat pendaftaran dan kesehatan uji coba tersebut.

Akademisi sekaligus aktivis lingkungan ini mengaku sudah tertarik menjadi relawan setelah membaca berita soal uji coba pertama vaksin Covid-19 ke manusia di Inggris pada Mei lalu. Sejak itu, Titin aktif memantau informasi dan perkembangannya.

Keputusan menjadi relawan sepenuhnya berasal dari keinginan pribadi. “Setelah ada informasi uji coba bakal dilakukan di Bandung (Jawa Barat), saya langsung tertarik untuk mendaftarkan diri sebagai relawan,” katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (13/08).

Sejak mendaftar menjadi subjek penelitian vaksin virus corona, ia langsung mendapat pertanyaan dari orang terdekatnya. “Pertanyaannya seperti kok mau, kok berani, bagaimana kalau gagal? Itu berkali-kali saya dapat,” ujar Titin.

Ia mengakui sempat ada ketakutan dalam dirinya. Tapi rasa cemas itu dapat ia atasi ketika tahu tim riset Fakultas Kedokteran Unpad telah berpengalaman melaksanakan uji coba vaksin. Fakultas tersebut sudah melakukan 33 kali proyek serupa.

Titin yakin keputusannya menjadi relawan dapat berdampak besar terhadap hasil penelitian dan kehidupan masyarakat ke depan. “Saya tidak berharap bisa kebal corona. Tapi bagaimana hidup saya bisa menjadi data statistik yang berguna untuk banyak orang,” ujarnya.

Relawan lainnya yang mengikuti uji vaksin Sinovac adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Awal pekan lalu ia sudah mendaftarkan dirinya. “Soal diterimanya, masih belum (diputuskan) karena menunggu pengumuman dari sisi kesehatan,” katanya.

Ia berharap keputusannya menjadi relawan dapat memberi keyakinan kepada masyarakat. ““Kalau pimpinannya melakukan, rakyatnya juga akan meyakini proses itu,” ujar dia.

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo pun ikut dalam uji vaksin ini. "Ini bentuk komitmen pemerintah untuk memberikan perlindungan maksimal kepada seluruh masyarakat Indonesia melalui program vaksinasi," ujar Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pada Kamis lalu.

Seorang relawan menunjukkan nomor antrean uji klinis Vaksin Covid-19 usai pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Dago, Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8). ( ANTARA FOTO/Novrian Arbi/foc)

Dibuat di Beijing, Diuji di Bandung

Dengan mulainya uji klinis tahap ketiga, Presiden Joko Widodo optimistis vaksin Sinovac dapat diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia pada awal 2021. PT Bio Farma (Persero) akan memproduksinya dalam skala besar.

Jokowi mengatakan kapasitas produksinya mencapai 100 juta vaksin. Angkanya dapat naik menjadi 250 juta vaksin pada Desember 2020. “Artinya, ini akan digunakan untuk vaksinasi di Tanah Air,” katanya.

Head of Corporate Communication Bio Farma Iwan Setiawan, mengatakan soal harga vaksin, Bio Farma perlu melakukan diskusi lebih lanjut dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan. Induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi ini siap menambah kapasitas produksi sesuai target pemerintah. Dari sisi sumber daya manusia pun telah tersedia.

Kendala yang dihadapi perusahaan saat ini hanya soal waktu. “Jumlah yang terinfeksi Covid-19 semakin banyak sehingga vaksin semakin dibutuhkan dalam waktu cepat,” kata Iwan.

Pada pekan lalu, jumlah kasus di Indonesia terus bertambah di atas seribu orang per hari. Grafik Databoks di bawah ini menunjukkan kurvanya masih naik, yang berarti pandemi corona belum teratasi. Vaksin menjadi senjata pamungkas untuk mengakhiri pagebluk tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO per 10 Agustus lalu mencatat ada 188 kandidat vaksin untuk virus corona. Sebanyak 139 vaksin sudah masuk tahap praklinis atau diuji coba ke hewan. Lalu, ada tujuh vaksin yang masuk tahap uji klinis ketiga, termasuk buatan Sinovac.

Iwan mengatakan sampai saat ini belum ada kandidat vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan izin edar dari regulator masing-masing negara. Sinovac termasuk yang paling awal memulai penelitian dan pengembangannya sehingga sekarang sudah masuk fase ketiga.

Perusahaan yang berbasis di Beijing itu memiliki pengalaman pengembangan vaksin pandemi cukup banyak. “Termasuk memiliki produk vaksin H1N1 (swine flu atau flu babi) pertama yang disetujui WHO,” kata Iwan.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika, Dimas Jarot Bayu, Muchammad Egi Fadliansyah