Jumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia pada tahun ini hampir menyentuh angka dua ribu kejadian. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 1.928 bencana di Indonesia sejak 1 Januari-30 Agustus 2020.
Bencana alam di Indonesia hingga akhir Agustus 2020 didominasi oleh fenomena hidrometeorologi. Beberapa contohnya adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kekeringan, tanah longsor, puting beliung, banjir, dan abrasi.
“Dari 1 Januari-30 Agustus 2020, 99% karena bencana hidrometeorologi,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui konferensi virtual, Senin (31/8).
Raditya mengatakan ada 256 peristiwa karhutla yang terjadi sejak 1 Januari-30 Januari 2020. Sedangkan kekeringan mencapai 16 kasus. Lalu ada 367 peristiwa tanah longsor, 521 peristiwa puting beliung, dan 24 abrasi. “Kejadian banjir paling banyak, yakni 726,” kata Raditya.
Sedangkan bencana geologi dan vulkanologi yang terjadi di RI tahun ini mencapai 17 peristiwa. Angka tersebut terdiri dari lima letusan gunung api dan 12 gempa bumi.
Menurut Raditya, lima provinsi yang paling banyak terjadi bencana alam adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Aceh, dan Sulawesi Selatan. Di Jawa Tengah terdapat 353 peristiwa bencana alam.
Jawa Barat melaporkan 335 peristiwa, sedangkan 262 terjadi di Jawa Timur. Kemudian, 211 bencana alam terjadi di Aceh dan 101 di Sulawesi Selatan.
Dari seluruh kejadian bencana alam tersebut, ada 266 korban meninggal dunia, 24 orang hilang, dan 421 lainnya luka-luka. “3 juta lebih dalam kondisi warga terdampak,” kata Raditya.
Angka bencana alam pada Januari-Agustus tahun ini juga meningkat tipis dari periode yang sama tahun lalu yakni 1.927 kasus. Namun jumlah korban meninggal dan hilang akibat bencana alam menurun 43,1% dari Januari-Agustus 2019.
Pada 1 Januari-30 Agustus 2019, jumlah korban meninggal dan hilang akibat bencana alam mencapai 510 orang. Sedangkan jumlah korban luka-luka juga menurun 74,1% dari tahun lalu yakni 1.642 orang.
Warga yang terdampak dan mengungsi akibat bencana alam juga turun 25,6% dari tahun lalu yakni 5,16 juta jiwa. “Fenomena alam memang terjadi, tapi tidak sebesar tahun lalu,” kata Raditya.