Organisasi kesehatan dunia (WHO) akan bekerja sama dengan otoritas Tiongkok dalam hal persyaratan persetujuan internasional vaksin virus corona . Hal ini seiring kemajuan pengembangan vaksin yang dilakukan Negeri Panda.
Salah satu vaksin yang sedang dikembangkan Negeri Panda adalah Corona Vac milik Sinovac. Perusahaan tersebut telah menguji kandidat serum anti Covid-19 kepada 90% pegawai dan keluarganya.
“Kami berkomunikasi langsung dan berbagi informasi serta persyaratan untuk persetujuan internasional vaksin." kata Asisten Direktur Jenderal WHO Mariangela Simao dilansir dari Antara, Selasa (8/9).
Sinovac pada Senin (7/9) menyatakan kandidat vaksin Covid-19 yang dibuat aman untuk orang berusia lanjut. Namun hasil dari uji coba tahap awal mereka, kekebalan pada lansia sedikit lebih lemah ketimbang orang yang lebih muda.
Uji coba fase pertama dan kedua telah digelar Sinovac pada Mei lalu. Sedangkan pengujian fase ketiga sedang dilakukan di Brasil dan Indonesia.
Pengujian tahap terakhir ini untuk mengetahui dampak vaksin terhadap kekebalan penduduk dalam jumlah lebih besar. Di Indonesia, Sinovac menggandeng Bio Farma untuk melakukan percobaan.
Sedangkan RI akan mendapatkan 290 juta dosis vaksin virus corona pada akhir 2021. Pemerintah telah menjalin kerja sama bilateral dengan sejumlah negara dalam pengembangan vaksin.
Pemerintah juga telah menyiapkan uang muka untuk pembelian vaksin virus corona. Adapun total anggaran yang disiapkan untuk vaksin mencapai Rp 37 triliun yang bersifat multi years.
“Terkait vaksin, sudah tersedia dan diharapkan down payment tahun ini sebesar Rp 3,3 triliun," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beberapa hari lalu.
Dari data WHO, hingga 3 September sudah ada delapan kandidat vaksin yang masuk dalam uji coba fase tiga. Separuhnya merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Tiongkok.
Selain Sinovac, ada vaksin bikinan CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology, Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm, dan Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm.
Empat calon vaksin lainnya dikembangkan Universitas Oxford-AstraZeneca, Moderna bersama NIAID, BionTech bersama Pfizer dan Fosun Pharma, serta Gamaleya Institute dari Rusia.