WHO: Perkembangan Vaksin Corona Beri Harapan Hidup Bisa Kembali Normal

ANTARA FOTO/REUTERS/Rospotrebnadzor Federal Service for Surveillance on Consumer Rights Protection and Human Wellbeing/Handout /HP/dj
Botol berisi vaksin virus corona. WHO optimistis hidup normal akan dimulai kembali tahun depan.
27/11/2020, 16.03 WIB

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengapresiasi perkembangan penelitian vaksin virus corona. Pakar Kedaruratan Utama WHO Mike Ryan mengatakan perkembangan vaksin Covid-19 memberikan harapan bahwa masyarakat bisa kemungkinan kembali hidup normal di masa mendatang.

“Kehidupan nanti bisa kembali seperti yang dulu kita kenal, sangat mungkin, tetapi sekarang kita harus melanjutkan dengan menjaga kebersihan, dan menjaga jarak fisik," ujar Ryan dilansir dari Reuters pada Jumat (27/11).

Ryan mengingatkan saat ini masyarakat tidak diperbolehkan berkerumun, terutama dalam kegiatan-kegiatan keagamaan seperti Natal. Dia mencontohkan tradisi di Irlandia di mana 15 orang berkumpul di dapur untuk memasak kentang dan kalkun sebaiknya dihindarkan.

Dia mengingatkan vaksin tidak bisa menghilangkan virus corona sepenuhnya. Vaksin hanya membantu menurunkan kurva positif, melonggarkan pembatasan wilayah, dan mengendalikan penyakit yang muncul.

Sejuah ini, ada tiga perusahaan yang mampu memproduksi vaksin Covid-19 dengan tingkat kemanjuran yang tinggi, yaitu Pfizer, Moderna dan AstraZeneca. Pada tahun ini, Pfizer mengatakan akan memiliki cukup dosis untuk vaksinasi 25 juta orang,

Moderna akan menyuplai pasokan untuk 10 juta orang . Sedangkan AstraZeneca akan memiliki kapasitas produksi yang mampu memenuhi kebutuhan lebih dari 100 juta orang. 

Departemen Pertahanan dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat (AS) akan mengelola distribusi vaksin, yang kemungkinan dimulai pada pertengahan Desember 2020 dengan pasokan 6,4 juta dosis. Distribusi vaksin bakal dimulai setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memberikan izin penggunaan. 

Jika izin sudah terbit, CDC akan mendistribusikan vaksin kepada sekitar 21 juta petugas kesehatan dan tiga juta penduduk di fasilitas perawatan jangka panjang. Kemudian, vaksin diberikan pada 87 juta pekerja esensial dan kelompok orang yang tidak dapat melaksanakan pekerjaan dari rumah, seperti petugas pemadam kebakaran, polisi, karyawan sekolah, pekerja transportasi, pekerja pangan dan pertanian, dan karyawan layanan makanan.

Selanjutnya, sekitar 100 juta orang dewasa dengan kondisi medis berisiko tinggi dan 53 juta orang dewasa di atas usia 65 tahun yang dianggap berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akan menjadi prioritas.

Pejabat kesehatan masyarakat di AS menyatakan vaksin akan tersedia secara umum di Apotek dan klinik dokter untuk sebagian besar orang Amerika pada April 2021. Sehingga masyarakat yang ingin divaksinasi Covid-19 bisa memulainya pada akhir Juni 2021.  

Di sis lain, Otoritas kesehatan Inggris berencana untuk meluncurkan vaksin AstraZeneca setelah mendapat persetujuan paling cepat pada Desember 2020.  Banyak dari dosis AstraZeneca tahun ini diharapkan masuk ke Inggris, di mana pejabat kesehatan mengatakan bahwa jika disetujui mereka dapat mulai memvaksinasi orang pada bulan depan. Di bagian atas daftar terdiri dari orang yang tinggal dan bekerja di panti jompo.

Sedangkan Uni eropa akan memulai distribusi vaksin sesuai masing-masing negara anggota.Uni Eropa, Inggris, Jepang, Kanada dan Australia semuanya menjalankan proses pengaturan vaksin yang cepat.

Regulator obat-obatan di Uni Eropa mengatakan dapat mengatur keamanan vaksin Covid-19 pada Desember 2020. Sebagian besar negara mengatakan vaksin pertama akan diberikan kepada orang tua dan pekerja yang rentan dan garis depan seperti dokter.

Negara-negara mengatakan mereka membeli vaksin melalui skema pengadaan bersama Komisi Eropa, yang memiliki kesepakatan untuk enam vaksin berbeda dan hampir 2 miliar dosis. Jadwal pengiriman bervariasi dan sebagian besar negara masih menyusun rencana pendistribusiannya.

Meski begitu, Italia berharap dapat menerima pengiriman pertama suntikan Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca pada awal tahun depan. Sedangkan Spanyol berencana memberikan vaksin pada Januari 2021.

Di Bulgaria, kepala inspektur kesehatan negara itu mengharapkan pengiriman pertama pada Maret-April 2021. Menteri luar negeri Hongaria mengatakan dosis akan mendarat paling cepat pada musim semi.

Untuk Jerman, rumah bagi BioNTech, vaksin diharapkan dapat dilaksanakan secara massal di ruang pameran, terminal bandara, dan tempat konser. Mereka juga bakal menggunakan tim keliling untuk panti jompo. Petugas kesehatan garis depan dan orang-orang yang berisiko terkena Covid-19 yang serius diharapkan mendapat suntikan terlebih dahulu.

Di sisi lain, COVAX yang merupakan sebuah program yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan kelompok vaksin GAVI mengumpulkan dana dari negara-negara kaya dan organisasi nirlaba untuk membeli dan mendistribusikan vaksin ke puluhan negara yang miskin. Total dana yang terkumpul mencapai US$ 2 miliar.

Sasaran pertamanya yaitu vaksinasi 3% orang di negara-negara miskin dengan tujuan akhir mencapai 20%. Hal itu telah ditetapkan dalam perjanjian sementara untuk pembelian vaksin AstraZeneca, yang tidak memerlukan penyimpanan dalam peralatan khusus ultra dingin seperti vaksin Pfizer.

Negara-negara yang kurang kaya di Afrika dan Asia Tenggara, seperti India, diharapkan menerima vaksin dengan biaya rendah atau gratis di bawah program ini pada 2021. Negara lain seperti di Amerika Latin dapat membeli vaksin melalui COVAX. Sedangkan beberapa anggotanya melaksanakan kesepakatan langsung dengan perusahaan farmasi.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan