Masyarakat Berpendapatan Rendah Lebih Banyak Belanja Selama Pandemi

Katadata
Penulis: Doddy Rosadi - Tim Publikasi Katadata
3/12/2020, 10.53 WIB

Pengusaha, Founder Ancora Group Gita Wirjawan sepakat, bahwa menjaga permintaan menjadi kunci untuk menjaga ekonomi Indonesia saat ini. “Karena 55-60 persen dari porsi ekonomi kita terkait dengan konsumsi domestik, jadinya retail itu nggak lepas dari pendekatan-pendekatan di mana kita harus menempatkan dana atau uang atau daya beli di setiap anggota masyarakat luas di Indonesia” kata Gita.  Bulan-bulan terakhir menurut Gita, upaya mendongkrak daya beli masyarakat sudah mulai menampakkan hasil. 

“Tapi apakah itu akan membawa pemulihan yang meluas, saya melihat ini sangat dibatasi oleh secepat apa kita bisa melakukan vaksinasi,” tambahnya.  Dalam hitungan Gita, butuh vaksinasi 300 ribu orang per hari, agar selama 2021 bisa memfaksinasi 100 juta penduduk. “Namun ada keterbatasan dalam ketersedian vaksin, yang sudah dikonfirm oleh pemerintah, belum mencapai 100 juta untuk 2021,” lanjutnya. Kemampuan vaksinasi akan berdampak pada kecepatan pemulihan konsumsi.

Dari sisi konsumsi ini, Gita juga menyoroti, bahwa Indonesia memiliki keuntungan karena memiliki kelompok usia muda yang sangat besar. “Ini berkolerasi dengan gaya konsumsi, yang jauh lebih tinggi dibanding teman-teman kita di Asia Tenggara,” tambah Gita.

Ia menegaskan secara strkctural ekonomi di Indonesia lebih baik dibanding sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Filiphina, dan Thailand. “Namun meskipun kontraksi ekonomi kita tidak separah negara tetangga di asia Tenggara, tetap masih bisa disikapi agar lebih baik lagi,” lanjutnya. Perbaikan yang dimaksud antara lain dengan memperlancar proses penurunan dana yang BLT dan bansos. 

Diselamatkan oleh Kesiapan Digital

Salah satu pelaku bisnis yang turut berbagi pengalaman dalam webinar adalah CEO HIJUP.com Diajeng Lestari. HIJUP adalah platform yang memghimpun para desainer busana muslim  untuk berkolaborasi dalam pemasaran dan promosi. Diajeng mengakui di masa pandemi konsumen lebih memilih produk yang lebih murah untuk barang yang non-ensensial seperti fesyen. Sebab, masyarakat akan lebih mengutamakan berbelanja kebutuhan pokok. Meski demikian, kata Diajeng berkat bantuan kesiapan digital, platform HIJUP bisa bertahan. “Bisa dibilang ketika pandemi kita sudah siap, karena digital platformnya sudah ada, social media, penguatan organic-nya sudah sudah kita bangun sepanjang sembilan tahun kemarin,” tambahnya.

Bahkan, pandemi kata Diajeng juga menumbuhkan kreativitas yang justru menghasilkan efisiensi, karena partner yang bergabung bisa melakukan banyak proses dari tempatnya masing-masing sehingga ongkos bisa dipangkas. “Di sini ada proses efisiensi dan Alhamdulilah makin banyak desainer bergabung,” lanjut Diajeng dalam webinar yang didukung oleh Bank Mandiri ini.

Webinar kali ini merupakan webinar kedua Bank Mandiri. Menghadapi situasi pandemi, Bank Mandiri berkomitmen selalu memberikan update tentang gambaran kondisi ekonomi dan kebijakan kepada para nasabahnya.  Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto mengatakan sharing mengenai kondisi ekonomi dan kebijakan ini untuk membantu menyiapkan diri dan merencanakan startegi bisnis.  “Ini bagian dari integrasi dan kolaborasi Bank Mandiri dan para nasabah untuk kita sama-sama berupaya membangun perekonomian Indonesia,” jelas Aqua.

Halaman: