Usai Menuai Kontroversi, WhatsApp Tunda Aturan Baru Data Pengguna

Katadata
Ilustrasi, aplikasi Whatsapp. Anak usaha Facebook, Whatsapp, akhirnya menunda kebijakan privasi terbarunya setelah menuai protes dari penggunda dan menjadi sorotan regulator di beberapa negara.
16/1/2021, 09.50 WIB

WhatsApp akhirnya menunda kebijakan baru data pengguna. Keputusan tersebut diambil setelah banyak pengguna dan regulator di beberapa negara menyoroti aturan baru tersebut. 

WhatsApp menyatakan telah menerima banyak umpan balik dari pengguna mengenai pembaruan kebijakan privasi yang dianggap kurang jelas. Hal tersebut menyebabkan banyak misinformasi yang beredar sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi pengguna. 

Oleh karena itu, pihaknya pun memundurkan pemberlakukan kebijakan baru. Dengan begitu, akun WhatsAap yang tidak memperbaruhi kebijakan privasinya tidak akan dihapus.

"Tidak ada akun pengguna yang akan ditangguhkan atau dihapus pada 8 Februari 2021," ujar WhatsApp dilansir dari blog.whatsapp.com pada Sabtu (15/1).

Perusahaan aplikasi itu juga akan berusaha menjernihkan misinformasi seputar cara kerja privasi dan keamanannya. Kemudian secara bertahap, perusahaanakan memberi tahu pengguna untuk meninjau kebijakan tersebut sebelum opsi bisnis yang baru tersedia pada 15 Mei 2021.

Lebih lanjut, anak usaha Facebook itu menyatkana bahwa WhatsApp dibangun atas ide yang sederhana yaitu membagikan pesan antar teman atau keluarga yang hanya diketahui oleh pengirim dan penerima. Itu berarti percakapan pribadi akan selalu dilindungi dengan enkripsi end-to-end.

"WhatsApp maupun Facebook tidak dapat melihat pesan-pesan privat itu karena kami tidak menyimpan catatan pengiriman pesan, panggilan, dan lokasi. Kami juga tidak membagikan daftar kontak Anda dengan Facebook," demikian tertulis dalam keterangan resminya.

WhatsApp pun menegaskan tidak ada satu pun dari hal tersebut yang berubah dengan adanya kebijakan privasi yang baru. Kebijakan baru tersebut hanya mencakup opsi-opsi baru bagi pengguna untuk berkirim pesan bisnis di WhatsApp.

Pembaruan itu juga memberikan transparansi lebih lanjut mengenai cara mengumpulkan dan menggunakan data yang ada di WhastApp. Meskipun saat ini tidak semua pengguna berbelanja melalui WhatsApp.

Namun, WhatsApp optimistis akan banyak pengguna berbelanja melalui aplikasi itu di masa mendatang. Oleh karena itu, penting bagi para pengguna untuk mengetahui layanan-layanan tersebut. Meski begitu, pembaruan kebijakan tidak meningkatkan kemampuan WhatsApp untuk berbagi data dengan Facebook.

"Kami berkomitmen untuk mempertahankan teknologi keamanan enskripsi end-to-end, sekarang dan di masa mendatang," ujar perusahaan tersebut.

Sebelumnya, WhatsApp menerbitkan kebijakan baru yang memuat 10 subtopik yakni data yang dikumpulkan oleh perusahaan, penggunaannya, informasi yang pengguna dan WhatsApp bagikan, serta informasi pihak ketiga.

Lalu, cara WhatsApp bekerja sama dengan Facebook, pengalihan data jika perusahaan konsolidasi atau bangkrut, UU, pengelolaan informasi, operasional global, dan pembaruan aturan. Jika pengguna tidak setuju, pengguna dapat menghapus akun Whatsapp

“Anda dapat menghapus akun WhatsApp kapan pun, termasuk jika ingin membatalkan persetujuan terhadap penggunaan informasi Anda sesuai dengan hukum yang berlaku,”

“Jika Anda hanya menghapus WhatsApp dari perangkat tanpa menggunakan fitur ‘Hapus Akun Saya’ di aplikasi, informasi Anda akan kami simpan untuk periode yang lebih lama,” kata perusahaan itu sebelumnya.