Belajar dari Suku Baduy Tangani Pandemi

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/wsj.
Penulis: Hanna Farah Vania - Tim Riset dan Publikasi
30/1/2021, 14.05 WIB

Selama pandemi, masyarakat Baduy sepakat untuk membatasi kunjungan yang datang. Jika ada wisatawan yang datang, mereka harus mengikuti protokol kesehatan. Tak hanya itu, masyarakat setempat juga diwajibkan untuk memakai masker.

Selain upaya menekan penyebaran virus dengan mematuhi protokol kesehatan, cara tradisional pun dilakukan oleh komunitas Suku Baduy. Saija menyebutkan bahwa doa bersama kerap dipanjatkan untuk meminta keselamatan bagi warga Baduy.

"Beberapa waktu lalu bersama Jaro Tangtu kita kumpul, berdoa, nyareat-lah istilahnya untuk keselamatan warga Baduy, kita pagari juga batas-batas wilayah dengan doa, ada mantra-mantranya," kata Saija menjelaskan.

Suku Baduy atau Urang Kanekes merupakan masyarakat adat yang menetap di kaki pegunungan Kendeng di Desa Kanekes. Berjarak 40 kilometer dari pusat Kota Lebak, Banten, masyarakat di dalamnya terbagi ke dalam tiga kelompok. Adapun tiga kelompok tersebut adalah Baduy Dangka, Baduy Luar, dan Baduy Dalam.

Baduy Dangka merupakan orang Baduy yang sudah beradaptasi dengan modernitas, tidak terikat adat istiadat, mengenyam pendidikan, dan menggunakan teknologi modern. Baduy Luar merupakan masyarakat yang masih tinggal di tanah adat dan menganut kepercayaan Sunda Wiwitan, namun sudah menerima pendidikan dan memahami teknologi. Lalu Baduy Dalam yang tinggal di wilayah adat dan menolak pendidikan atau teknologi.

Pada sistem pemerintahan, Suku Baduy memadukan aturan negara dengan sistem adat. Baduy memiliki kepala desa sebagai simbol pemerintahan, sekaligus terdapat tetua adat yang memiliki peran terkait keputusan-keputusan komunal.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan