Bandara Soekarno-Hatta Punya Taksi Terbang, Tarifnya Rp 8 – 20 Juta

whitesky.co.id
Salah satu titik layanan Helicity di ICE, BSD. Layanan taksi terbang milik Whitesky Aviation, Helicity, melayani pengantaran dan penjemputan konsumen hingga ke 72 titik di Jakarta.
Penulis: Happy Fajrian
26/2/2021, 17.33 WIB

Moda transportasi dari dan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), kini semakin lengkap. Selain moda transportasi darat seperti mobil, bis, dan kereta, kini Whitesky Aviation menawarkan moda transportasi taksi terbang dengan menggunakan helikopter melalui Helicity.

Chief Executive Officer (CEO) Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja mengatakan bahwa kehadiran Helicity adalah untuk melengkapi moda tranportasi dari dan menuju bandara seiring upaya pemerintah mengembangkan infrastruktur bandara di seluruh Indonesia.

“Kami melihat bahwa pemerintah sangat agresif mengembangkan bandara dengan segala kemutakhiran teknologinya. Saya pikir yang perlu dimutakhirkan juga adalah multi moda transportasi bandara,” ujarnya dalam bincang dengan Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, melalui siaran langsung Instagram @angkasapura2, Jumat (26/2).

Menurutnya Helicity atau taksi terbang akan menjadi role model pembangunan kelengkapan multi moda transportasi bandara di masa mendatang karena akan semakin mempersingkat akses dari dan menuju bandara.

Meski demikian, konsumen harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk menggunakan jasa Helicity, yakni antara Rp 8 juta hingga Rp 20 juta untuk helikopter berkapasitas 3-4 penumpang. Sedangkan untuk helikopter VIP atau charter flight untuk 4-8 penumpang harganya bisa lebih dari Rp 20 juta.

Sehingga layanan ini cocok bagi para pebisnis atau pengusaha, dan keluarga yang ingin menuju ke bandara atau dari bandara ke kota lebih cepat tanpa terkendala macet. Pelanggan bisa memesan Helicity melalui aplikasi seluler yang melayani transportasi ke 72 titik di Jakarta.

Apalagi, Bandara Soetta masuk ke dalam jajaran 20 bandara tersibuk di dunia menurut data Airports Council International (ACI) sebelum pandemi Covid-19 menyerang. Simak databoks berikut:

Mahalnya tarif Helicity menurut Denon memang tidak terelakkan. Pasalnya pelaku bisnis transportasi udara selalu berhadapan dengan tantangan nilai tukar. Sehingga pemain harus bisa menyiasati agar pada saat negosiasi dengan lessor bisa mendapatkan kurs yang kompetitif.

Dia berharap ketika jasa taksi terbang menggunakan helikopter sudah semakin marak, pengadaan helikopter bisa lebih terjangkau sehingga harga layanannya juga akan lebih terjangkau bagi masyarakat.

“Kalau helikopter sudah cukup marak mungkin bank lokal atau bank pemerintah mempunyai minat untuk berpartisipasi dengan kami untuk pengadaan helikopter tentu harganya akan lebih terjangkau,” kata dia.

Namun Whitesky akan menawarkan banyak promo yang akan membuat layanannya menjadi lebih terjangkau, terutama di jam-jam tertentu yang peminatnya sedikit. Whitesky juga berencana untuk memperluas jangkauan layanannya dengan bekerja sama dengan Angkasa Pura 1 di Bali dan juga dengan bandara-bandara milik Angkasa Pura 2 lainnya.

Selain Helicity, Whitesky juga melayani jasa evakuasi medis atau medevac dan telah bekerja sama dengan empat rumah sakit di Jakarta, serta bermitra dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam penyediaan helikopter untuk fire bombing atau fire spotting untuk melawan kebakaran hutan.

Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan bahwa Bandara Soetta menjadi bandara pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memiliki heliport. Dan Helicity menjadi satu-satunya penyedia layanan taksi terbang di Indonesia.

"Kami bekerja sama dengan Whitesky Aviation selaku helicopter service provider, mereka membangun heliport dan fasilitas pendukung lainnya," ujarnya.