Satgas: Vaksin Covid-19 yang Dijualbelikan Pasti Palsu

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa.
Petugas medis menunjukkan vaksin Sinovac Biofarma sebelum disuntikkan pada seorang tenaga pengajar di Rumah Sakit Persada, Malang, Jawa Timur, Jumat (5/3/2021). Satgas menegaskan pasokan vaksin didapat dari kerja sama goverment to goverment (G to G) untuk memastikan keaslian vaksin Covid-19.
9/3/2021, 17.56 WIB

Satgas Penanganan Covid-19 memperingatkan masyarakat agar waspada terhadap peredaran vaksin virus corona. Pasalnya mulai muncul sindikat vaksin palsu di luar negeri. 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan bahwa pasokan vaksin virus corona saat ini sangat terbatas. Sehingga vaksin yang beredar bebas bisa dikatakan sebagai vaksin palsu. 

"Jika ada yang memperjualbelikan secara bebas, sudah pasti itu komoditas palsu," ujar Wiku dalam konferensi pers pada Selasa (9/3). 

Lebih lanjut, Wiku mengingatkan bahwa memalsukan vaksin Covid-19 merupakan tindakan kriminal. Hal tersebut juga dapat membahayakan masyarakat terutama di tengah pandemi corona.

Di sisi lain, pemerintah hanya mengadakan vaksin dengan skema kerja sama goverment to goverment  (G to G).  Hal itu untuk memastikan keaslian vaksin. 

Selain itu, pemerintah bakal terus memantau dan berkoordinasi dengan pihak terkait pengadaan vaksin gotong royong. Sehingga vaksin yang digunakan merupakan vaksin yang telah terjamin keasliannya. 

"Pemerintah juga mewajibkan vaksin yang digunakan di Indonesia harus memiliki izin penggunaan darurat dan izin edar dari BPOM dan sertifikasi halal dari MUI," kata Wiku.

Hingga Senin (8/3), Kementerian Kesehatan mencatat jumlah penerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama mencapai 3,09 juta. Angka Tersebut meningkat 209.268 dari hari sebelumnya. Sedangkan untuk penerima dosis kedua vaksin virus corona sebesar 1,15 juta. Jumlahnya bertambah 24.645 orang.

Mayoritas penerima vaksinasi Covid-19 merupakan tenaga kesehatan dengan jumlah sebanyak 2,11 juta orang menerima dosis pertama. Itu berarti jumlahnya sudah mencapai 143,98% dari target 1,46 juta orang.

Sedangkan untuk penerima dosis kedua dari kelompok tersebut sebanyak 1,14 juta atau 78,27% dari target. Adapun petugas publik yang telah menerima dosis pertama sebanyak 715.767 orang.

Angkanya baru mencakup 4,13% dari target sebanyak 17,32 juta. Sedangkan penerima dosis kedua sejauh ini hanya mencakup 8.800 orang atau 0%.

Untuk kelompok usia lanjut usia yang telah divaksinasi dosis pertama sebanyak 267.603 orang. Angka tersebut mencapai 1,24% dari target sebanyak 21,55 juta orang. Sedangkan jumlah penerima vaksin kedua hanya lima orang atau 0%.

Secara keseluruhan total vaksinasi dosis pertama yang dilaksanakan pemerintah baru mencakup 7,68% dari target kelompok 1,2, dan 3 sebesar 40.349.051 orang. Untuk penerima dosis kedua vaksin virus corona mencapai 1.158.432 atau sebesar 2,87% dari target. Pemerintah sebelumnya menargetkan 181,5 juta penduduk Indonesia divaksinasi hingga Desember 2021.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan