Beda dengan Eropa, Australia & Kanada Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca

ANTARA FOTO/REUTERS/Jason Cairnduff/WSJ/cf
Foto Jason Cairnduff. Seorang tenaga kesehatan mengisi jarum suntik dengan dosis vaksis Oxford/AstraZeneca COVID-19 di Widnes, Inggris, Kamis (14/1/2021). Kanada dan Australia meneruskan penggunaan vaksin AstraZeneca meskipun ada laporan efek samping berat di sejumlah negara Eropa.
12/3/2021, 11.01 WIB

Australia juga meneruskan penggunaan vaksin AstraZeneca karena tidak ada bukti terkait penggumpalan darah. Regulator obat Australia akan memantau kasus-kasus efek samping namun tidak akan menghentikan vaksinasi.

"Kami melanjutkan vaksin, kami akan meluncurkannya," kata Wakil Perdana Menteri Michael McCormack seperti dilansir dari Reuters pada Jumat (3/12).

Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan vaksin menyebabkan pembekuan darah. Meski begitu, mereka menanggapi munculnya efek samping dengan serius dan akan menyelidikinya.

Australia telah mendapatkan sekitar 54 juta dosis vaksin AstraZeneca. Sebanyak 50 juta akan diproduksi secara lokal. Sejauh ini hanya sekitar 150.000 orang Australia telah divaksinasi.

Seperti diketauhi,  Denmark, Norwegia, Austria, dan Islandia menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Keputusan itu diambil setelah muncul kasus kematian akibat gumpalan darah pada penerima vaksin tersebut. 

Meski begitu, Regulator Obat Eropa (EMA) menyatakan manfaat vaksin lebih besar dari risikonya. Sehingga mereka menilai vaksin AstraZeneca masih bisa digunakan pada masyarakat. 

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan