PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. tengah merampungkan proses aksi korporasi terkait rencana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menambah investasi sebesar Rp 3 triliun. Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana mengatakan suntikan modal yang akan menjadikan posisi Bank Muamalat semakin kuat.
"Saat ini kami dalam proses aksi korporasi dan insya Allah bisa segera rampung. Kami mohon doa dan dukungan dari para stakeholder agar niat baik ini dapat berjalan dengan lancar, " ujar Permana dalam siaran pers pada Minggu (14/3).
Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Hayunaji mengatakan aksi korporasi itu terkait dengan rencana BPKH menambah investasi sebesar Rp 3 triliun di bank syariah tersebut. "Rencananya masih seperti itu, mohon support-nya," ujar Hayunaji ke Katadata.co.id pada Minggu (14/3).
BPKH sebelumnya telah menyatakan akan berinvestasi di Bank Muamalat pada tahun ini dengan meningkatkan kepemilikan saham dan pembelian obligasi subordinasi. "Investasi di Bank Muamalat akan berbentuk dua hal yakni penambahan saham sebesar Rp 1 triliun dan subdebt Rp 2 triliun," ujar Anggota Badan Pelaksana BPKH Iskandar Zulkarnain dalam Laporan Kinerja dan Perkembangan Pengelolaan Dana Haji 2020 secara virtual, Rabu (13/1).
Untuk menyelesaikan aksi korporasi tersebut, BPKH harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Pengawas BPKH. Setelah itu, pihaknya baru bisa mengeksekusi penanaman modal Bank Muamalat. Dia pun menjelaskan bahwa proses investasi di Bank Muamalat sesuai dengan Rencana Investasi Tahunan dan Rencana Kerja dan Anggaran BPKH.
Di sisi lain, Anggota BPKH Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Acep Riana Jayaprawira memaparkan bahwa 69,57% dari saldo dana haji 2020 atau Rp 99,53 triliun ditempatkan dalam instrumen investasi. Adapun total kelolaan dana haji tahun lalu tercatat Rp 143,06 triliun.
"Angka tersebut meningkat 15,08% dari Rp 124,32 triliun pada 2019," kata Acep dalam kesempatan yang sama.
Saldo dana haji tahun 2020 terdiri dari Rp 139,41 triliun dana penyelenggaraan ibadah haji serta Rp 3,65 triliun merupakan dana abadi umat. Dengan meningkatnya dana kelolaan ini maka nilai manfaat yang dapat diberikan kepada calon jemaah haji tunggu juga bertambah sebesar Rp7,46 triliun atau naik 2,33% dibanding tahun sebelumnya Rp 7,29 triliun. Perolehan nilai manfaat tersebut berasal dari penempatan sebesar Rp 2,14 triliun dan investasi Rp 5,32 triliun.
Pengamat Ekonomi Syariah Yusuf Wibisono sebelumnya menilai kondisi keuangan terkini Bank Muamalat sedang tidak baik dan membutuhkan tambahan modal untuk ekspansi bisnis serta memperbaiki kinerjanya. "Namun sebagai bank syariah pertama, Bank Muamalat memiliki brand equity yang kuat dan segment deposan yang loyal," ujar Yusuf kepada Katadata.co.id, Rabu (13/1).
Dengan risk appetite selama ini, BPKH mempunyai peluang besar untuk memperbaiki kinerja bank syariah pertama di Tanah Air tersebut. Dengan begitu, Bank Muamalat bisa mendapatkan return yang kompetitif.