Ahli Tidak Sarankan Mudik Lebaran Karena Ancaman Varian Baru Covid-19

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Penumpang antre untuk memasuki area peron di memasuki Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (25/12/2020). Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman tidak menyarankan mudik lebaran tahun ini karena ada ancaman varian baru virus corona yang menyebar lebih cepat.
17/3/2021, 14.22 WIB

Namun jika mudik lebaran tidak dilarang, pemerintah harus membuat sistem pelaporan pergerakan orang secara daring. Sehingga orang yang bepergian harus melapor dahulu ke puskesmas tempat keberangkatan dan tempat tujuan secaara daring.

Begitu juga ketika pelaku perjalanan kembali ke daerah asal harus melaporkan kembali kedatangannya. Selain itu, pemerinah harus memperkuat vaksinasi.

Pemerintah daerah harus memiliki rekomendasi tempat di luar ruangan yang dapat dikunjungi selama libur lebaran. Hal itu untuk mengurangi masyarakat bepergian ke luar daerah. 

Pemerintah pusat dan daerah juga harus mengomunikasikan dengan tepat risiko bepergian saat pandemi kepada masyarakat. Sehingga masyarakat diimbau untuk tetap di rumah. 

Terakhir, pemerintah harus selalu meningkatkan tracing, testing, dan treatment  untuk memutus mata rantai virus corona. Di sisi lain, pemerintah harus terus mengampanyekan pentingnya memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan demi terhindar dari infeksi Covid-19. 

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan