Kekerasan Rasial Terhadap Warga Asia Meningkat Akibat Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Rachel Wisniewski/AWW/sa.
21/3/2021, 10.18 WIB

Pandemi Covid-19 belum berhenti menghantui kehidupan seluruh penduduk dunia. Satu tahun lebih setelah virus corona berkecamuk, lebih dari 123 juta penduduk dunia terinfeksi dan menyebabkan kematian tak kurang dari 2,7 juta jiwa.

Covid-19 juga melahirkan sentimen bagi Asia –secara umum—dan Tiongkok –secara khusus, yang dianggap menjadi sumber dari pageblug ini. Di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia pelecehan dan kekerasan terhadap orang-orang Asia jamak ditemukan.

Di Negeri Paman Sam, Grup Advokasi Stop AAPI Hate mengaku mendapat lebih dari 2.800 laporan diskriminasi yang ditujukkan kepada mereka yang punya keturuanan Asia sejak Maret – Desember 2020. Mengutip BBC, Minggu (21/3), bentuk serangannya beragam mulai dari kekerasan verbal, diskriminasi di tempat kerja, diludahi, sampai kekerasan fisik.

Sentimen terhadap orang keturunan Asia bahkan memakan korban jiwa. Februari lalu, di California, seorang imigran 84 tahun asal Thailand didorong hingga jatuh dan tewas. Hal ini kemudian memancing banyak patroli dan pos polisi ditambahkan di wilayah pecinan. Puncaknya, penembakan massal bermotif rasial terjadi di Atlanta 16 Maret lalu,  delapan orang tewas, 6 di antaranya warga keturunan Asia.

Kasus serupa ditemukan juga di Eropa. Pelecehan berbau rasis terhadap mereka yang keturunan Asia dan Tiongkok secara khusus kerap terjadi.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan