Banjir NTT Telan 128 Korban Jiwa, 8.424 Warga Mengungsi

ANTARA FOTO/Dedy/app/wsj.
Pekerja membongkar muat bantuan logistik dari pesawat terbang di Bandara Frans Seda, Maumere, NTT, Senin (5/4/2021). Kementerian Sosial menyalurkan bantuan bagi korban banjir NTT.
6/4/2021, 10.24 WIB

Banjir NTT yang terjadi sejak akhir pekan lalu telah menelan lebih dari 100 korban jiwa  dan membuat lebih dari 8.000 orang mengungsi. Cuaca ekstrem dampak siklon tropis Seroja masih berpotensi terjadi di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari ke depan. 

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB sebanyak 2.019 keluarga atau 8.424 warga mengungsi. Selain itu, 1.083 keluarga atau 2.683 warga lainnya terdampak. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT.

Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 keluarga) , Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 keluarga), Sumba Barat 284 (63 keluarga) dan Flores Timur 256 jiwa.

Siklon tropis ini berdampak di 8 wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.

Total warga meninggal dunia (MD) berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12.

Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.

Di NTT, bencana akibat cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga merusak 1.962 unit rumah. Di antaranya, 119 unit rumah rusak berat, 118 unit rumah rusak sedang dan 34 unit rumah rusak ringan. Selain itu, 14 fasilitas umum rusak berat, 1 rusak ringan dan 84 unit lain terdampak.

Rincian kerusakan sektor pemukiman sebagai berikut:

Kota Kupang
- 10 unit rumah rusak sedang
- 657 unit rumah terdampak

Kabupaten Flores Timur
- 82 unit rumah rusak berat
- 34 unit rumah rusak ringan
- 97 unit rumah terdampak
- 8 unit fasilitas umum rusak berat

Kabupaten Malaka
- 1.154 unit rumah terdampak
- 65 fasilitas umum terdampak

Kabupaten Ngada
- 4 unit rumah rusak berat
- 2 unit rumah rusak ringan
- 1 fasilitas umum terdampak

Kabupaten Sumba Barat
- 54 unit rumah terdampak

Kabupaten Sumba Timur
- 7 fasilitas umum terdampak

Kabupaten Rote Ndao
- 12 unit rumah rusak berat

Kabupaten Alor
- 21 unit rumah rusak berat
- 106 unit rumah rusak sedang
- 6 fasilitas umum rusak berat
- 1 fasilitas umum rusak ringan
- 11 fasilitas umum terdampak

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Dr. (H. C.) Doni Monardo tiba di Larantuka, Flores Timur pada Senin (5/4) melalui jalur darat. Hari ini, ia akan meninjau lokasi banjir bandang dan tanah longsor di Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Untuk mempercepat penanganan banjir NTT, Doni Monardo menginstruksikan pengerahan helikopter guna memberikan bantuan logistik dan keperluan lainnya. "Ada tiga helickpter yang dikerahkan" kata Doni.

Dua helikopter difungsikan untuk menjangkau distribusi logistik di beberapa desa yang terisolir pasca terputusnya akses diakibatkan longsor, satu helikopter lainnya untuk mengakomodir warga yang membutuhkan pertolongan darurat terutama kelompok rentan. Selain itu, helikopter juga mengangkut para tenaga medis yang ditugaskan di posko penanganan darurat.

BNPB juga melakukan koordinasi dengan TNI-Polri, kementrian PUPR, Bupati Flores Timur, BPBD Flores Timur, dan tim gabungan lainnya untuk segera mengirimkan alat berat guna proses evakuasi terhadap korban yang tertimbun lumpur.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi