Jokowi Bahas Investasi, Vaksin, Hingga Myanmar Dengan Kanselir Jerman

Katadata
Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Selasa (13/4). Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
14/4/2021, 11.19 WIB

Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Angela Merkel secara virtual pada Selasa (13/4) sore. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas sejumlah isu mulai dari investasi, vaksin, hingga isu Myanmar.

Dalam pertemuan, Jokowi menawarkan Merkel untuk membangun kawasan industri khusus di Batang, Jawa Tengah. Selain itu, Jokowi juga mengajak Jerman  untuk meningkatkan investasi dan membangun basis produksi dan rantai pasok global di kawasan.

"Saya menawarkan kepada Jerman untuk mengembangkan kawasan industri khusus Jerman (German Industrial Quarter) di Kawasan Industri Terpadu Batang,” kata Jokowi seperti dikutip dari keterangan pers, Rabu (14/4).

Salah satu kerja sama yang ditawarkan adalah pengembangan sumber daya mansuia melalui sekolah vokasi. Apalagi menurut Jokowi, Indonesia baru saja mengeluarkan Undang-Undang Cipta Kerja yang bisa mendukung investasi.

Terkait kesehatan, kedua pemimpin tukar pikiran mengenai penanganan Covid-19 di masing-masing negara. Keduanya menyampaikan kekhawatiran dengan masih terus terjadinya nasionalisme vaksin yang akan menganggu ketersediaan vaksin dunia dan menggangu kesetaraan akses vaksin.

Selain itu Presiden menyampaikan, kasus positif di Indonesia sudah mulai membaik. Capaian ini diperoleh lantaran protokol kesehatan terus dijalankan serta penerapan kebijakan lockdown skala mikro sampai pada tingkat desa.

Jokowi mencatat, angka positif virus corona di Indonesia sempat mencapai lebih dari 14 ribu pada Januari. Sementara dalam dua minggu terakhir, angka positif berkisar 4 sampai 5 ribu per hari.

Presiden juga menjelaskan mengenai program vaksinasi yang sudah mulai dilakukan di Indonesia dengan vaksin Sinovac serta AstraZeneca. Kepala Negara juga menekankan pentingnya RI dan Jerman untuk membangun kerja sama kesehatan ke depan.

Mengenai perubahan iklim, kedua pemimpin juga memiliki komitmen yang sama dalam upaya pengurangan emisi sesuai dengan komitmen yang telah disampaikan masing-masing negara.

Indonesia juga berkomitmen untuk terus memacu pembangunan hijau. Salah satu upaya yang terus dikembangkan ialah restorasi hutan mangrove dan upaya pembangunan energi secara berkelanjutan.

Sementara terkait dengan isu kawasan, kedua pemimpin melakukan tukar pikiran mengenai isu Myanmar. Jokowi secara khsus meminta dihentikannya penggunaan kekerasan dan mendorong dilakukannya dialog di negara tersebut,

RI juga telah mengusulkan dilakukannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN guna membahas isu Myanmar. Saat ini, persiapan KTT sedang terus dilakukan. “Dialog diharapkan dapat segera dilakukan, untuk mengembalikan demokrasi, stabilitas, dan perdamaian di Myanmar”, ujar Jokowi.

Pembicaraan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan keduanya saat pembukaan Hannover Messe 2021 pada Senin (12/4). Merkel menyambut baik ajakan Jokowi untuk berinvestasi di sektor digital dan ekonomi hijau.

Apalagi Indonesia dengan Uni Eropa telah memulai perundingan kerja sama perdagangan I-EU-CEPA pada 2016 dan langkah ini diharapkan bisa memacu transaksi kedua negara.  "Kita tidak perlu menunggu lima tahun lagi sampai kerja sama ditandatangani," kata Merkel.

Reporter: Rizky Alika