Kartini-Kartini Game Changer di Era Pandemi

Youtube/Kementerian Keuangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengajak para perempuan menjadi pendobrak perubahan untuk memajukan Indonesia meski kini harus berhadapan dengan pandemi. Hal ini disampaikan dalam Talkshow Kartini Pendobrak Perubahan, Rabu (21/4).
21/4/2021, 21.19 WIB

Hari Kartini menjadi momen untuk merefleksikan perjuangan kaum perempuan Indonesia yang telah dimulai sejak masa hidup R.A. Kartini. Saat ini, perjuangannya memberikan kesempatan kepada perempuan Indonesia untuk dapat berperan aktif dalam setiap sendi kehidupan termasuk di era pandemi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengajak para perempuan menjadi pendobrak perubahan untuk membangun peradaban dan memajukan Indonesia meski kini harus berhadapan dengan pandemi. "Tradisi seorang Kartini yang luar biasa yaitu menjadi game changer. Pendobrak tapi tetap menggunakan akal, etika dengan argumentasi yang disusun dan melalui cara-cara yang sangat cerdas namun punya tekad determinasi," ujar Sri Mulyani dalam Talk Show Hari Kartini Kemenkeu 2021, Rabu (21/4).

Dia pun menekankan bahwa di mana pun perempuan bekerja dan bidang apapun, semua dapat menjadi pendobrak perubahan. Oleh karena itu, perempuan harus mendapatkan pendidikan yang memadai.

Kartini, menurut dia, sudah menjadi game changer pada masa lampau dalam mengubah persepsi kesetaraan bagi perempuan untuk memperoleh pendidikan dan menyuarakan pendapat. Adapun saat ini, perempuan harus bisa menjadi game changer pembangunan.

"Jangan pernah cari alasan untuk tidak berbuat. Selalu jadi Kartini, jadi game changer. Selalu berikhtiar, menjadi pendobrak, dan membawa perubahan," ujarnya.

Dobrakan antara lain dilakukan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari. Ia memimpin perubahan fungsi Program Kartu Prakerja menjadi jaring pengaman sosial di masa pandemi.

Denni bercerita, pekerjaan yang dilakoninya tak mudah. Apalagi, menurut dia, Presiden Joko Widodo  memerintahkan langsung agar Kartu Prakerja menjadi program semi bansos untuk menolong masyarakat terdampak pandemi yang tidak masuk Data Terpadu Kesejahteraan Kementerian Sosial.

Di sisi lain, menurut dia, banyak pertanyaan yang muncul di lapangan terkait mengalami prakerja tidak sepenuhnya menjadi program bansos. Pertanyaan muncul karena pelatihan kerja yang diterima dinilai belum dapat digunakan untuk turun ke lapangan saat pandemi.

"Saya beruntung berada dalam tim lintas generasi dan lintas latar berlakang yang luar biasa. Kami bergerak melakukan misi yang sama untuk menolong masyarakat Indonesia terdampak pandemi,” ujar Deni dalam kesempatan yang sama.

Perubahan juga coba diciptakan oleh Aktris dan Seniman Asri Welas selama pandemi. Asri mengatakan, pandemi menghantam keras lapangan kerjanya.  "Saat pandemi tidak ada pertunjukan, perfilman produksinya kosong," kata Asri.

Digitalisasi pun mengubah cara Asri bekerja. Ia kini membuka sanggar seni dengan pelatihan secara daring. Kendati begitu, Asri menilai, bekerja seni melalui digital belum bisa memberikan hasil yang maksimal seperti bekerja di layar kaca. 

"Saya berusaha menjahit dan jualan, ada juga teman-teman yang buat masker dan lainnya apa saja yang bisa dijual selama Covid-19 yang tidak tahu kapan selesainya," ujar dia.

Dokter Relawan Covid-19 Aulia Giffarinnisa berpendapat bahwa masa pandemi merupakan masa yang sulit bagi para perempuan yang bekerja di sektor kesehatan. Meski dirinya belum berkeluarga, ia melihat banyak para pekerja kesehatan wanita yang harus mengorbankan nyawa dan jauh dari suami dan anak-anaknya. "Karena biasanya kami tidak boleh langsung pulang dan harus diisolasi dahulu dua minggu sebelum pulang," kata Aulia.

Sementara itu, pandemi justru mampu menjadi 'berkah' bagi Pengusaha Braket Kelapa Istikanah. Dunia usaha, menurut dia, mendapat banyak fasilitas dari pemerintah seperti Program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Dengan fasilitas dan ekspansi, kami bisa menciptakan lapangan kerja dari awalnya saya punya 90 pegawai lalu menjadi 130 saat Covid-19 berlangsung," ujar Istikanah.

Reporter: Agatha Olivia Victoria