Kapal Selam KRI Nanggala-402, Monster Laut yang Hilang di Laut Bali

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
FOTO ARSIP- Anggota TNI AL melakukan penghormatan ketika kapal selam KRI Nanggala-402 tiba di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.
Penulis: Safrezi Fitra
22/4/2021, 14.21 WIB

KRI Nanggala-402, salah satu dari lima kapal selam milik Indonesia, dilaporkan hilang kontak sejak Rabu (21/4), di laut sekitar 90 kilometer sebelah utara Bali. Kapal ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.

Sebelumnya, kapal selam berusia 40 tahun meminta izin melakukan latihan di penembakan rudal di laut sebelah utara Bali, pada pukul 03.00 waktu setempat. ”Baru izin menyelam, setelah diberi clearance, langsung hilang kontak,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dalam keterangannya.

TNI AL juga telah mengirimkan distres International Submarine Escape and Rescue Liaison Officer (ISMERLO). Beberapa negara sudah merespons dan siap memberikan bantuan di antaranya Angkatan Laut (AL) Singapura, AL Australia, dan AL India.

KRI Nanggala di Laut Jawa dalam sebuah latihan pada tahun 2015 (Wikipedia) 

Seperti apa kapal selam ini? Berikut ulasannya:

KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam kedua dalam kelas Cakra, di bawah kendali Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur. Kapal ini merupakan kapal kedua yang menyandang nama Nanggala dalam jajaran TNI AL. Nama Nanggala diambil dari nama senjata pewayangan.

Pemerintah memesan kapal selam Jerman ini pada 1977. Didesain oleh Ingenieurkontor di kota Lübeck, dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, dan dijual oleh perusahaan Ferrostaal di Essen. Pembuatan kapal dimulai 1978 dan selesai 1980.

Mengutip situs resmi TNI AL, KRI Nanggala-402 apal selam ini pertama kali didatangkan dari Jerman ke Surabaya pada 8 Oktober 1981. Pada tahun tersebut, Indonesia memiliki 12 kapal selam, tetapi hanya tinggal satu yang masih bisa menyelam.

KRI Nanggala-402 memiliki berat selam 1.395 ton, dengan panjang 59,5 meter, lebar 6,3 meter, dan sarat air 5,5 meter. Kapal ini menggunakan tenaga dari motor listrik Siemens jenis low-speed dengan kecepatan 21,5 knot atau setara 39,8 kilometer per jam (km/h).

KRI Nanggala-402 mampu menyelam selama tiga bulan dengan kedalaman maksimal 250 meter di bawah permukaan laut. Kapal selam ini dilengkapi persenjataan 14 buah torpedo berukuran 21 inci dalam 8 tabung dengan jarak tembak sejauh 2 mil dan sensor sonar jenis CSU-32 suite untuk mendeteksi kapal selam musuh.

KRI Nanggala-402 (Wikipedia)

Perbaikan Kapal Selam KRI Nanggala-402

Nanggala-402 pertama kali melakukan perbaikan setelah beroperasi delapan tahun di Howaldtswerke, Jerman, dan selesai pada 1989. Perbaikan kedua dilakukan 21 tahun kemudian di di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan, selama dua tahun hingga 2012. Pada perbaikan ini, sebagian struktur atas kapal diganti.

Sistem persenjataan, sonar, radar, kendali tempur, dan propulsi juga dimutakhirkan.
Setelah perbaikan di Korea, Nanggala mampu menembakkan empat torpedo secara bersamaan menuju empat target yang berbeda.

Kapal selam ini juga bisa meluncurkan misil antikapal seperti Exocet atau Harpoon. Kedalaman selamnya ditambah menjadi 257 meter (843 ft) dan kecepatan maksimumnya menjadi 25 knot (46 km/h).

Ruang Kendali KRI Nanggala-402 (Wikipedia)

KRI Nanggala-402 memiliki beberapa keunggulan, di antaranya mampu menghindari deteksi. Kapal ini mampu menyerang secara senyap untuk menghancurkan armada musuh. Alutsista ini dapat menyusup ke garis pertahanan dan memutuskan garis perhubungan laut lawan.

Meski sudah tua, kapal ini disebut masih menjadi andalan dalam pertahanan laut Indonesia. Pasukan TNI AL menjuluki KRI Nanggala-402 sebagai 'monster laut'. Saat latihan operasi laut gabungan, 8 April 2004, kapal ini menunjukkan kemampuannya menembakkan torpedo dan berhasil menenggelamkan KRI Rakata.

KRI Nanggala-402 terlibat dalam latihan gabungan TNI AL-Angkatan Laut Amerika Serikat, CARAT-8/02 pada 27 Mei—3 Juni 2002, di perairan Laut Jawa, Selat Bali, dan Situbondo.
KRI Nanggala-402 juga aktif melakukan sejumlah misi penegakan kedaulatan, hukum dan keamanan di laut.