Warga Asing Pemegang KITAS atau KITAP Bisa Terima Vaksin Gotong Royong

ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.
Vaksinator menyuntikan vaksin COVID-19 kepada seorang Warga Negara Asing (WNA) saat vaksinasi massal "Menuju Sanur Zona Hijau" di Bali International School, Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (30/3/2021). Pemerintah beri lampu hijau WNA pemegang KITAS dan KITAP terima vaksin dengan skema gotong royong.
3/5/2021, 14.51 WIB

Program vaksinasi Gotong Royong yang diinisiasi oleh swasta akan segera dimulai. Nantinya, Warga Negara Asing (WNA) yang memiliki Kartu Ijin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Ijin Tinggal Tetap (KITAP) bisa mendapatkan vaksin Covid-19 tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan vaksinasi tersebut akan berbasis zona prioritas. Selain itu, penyuntikan diutamakan pada industri padat karya yang telah mendaftar program vaksinasi melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

"Pekerja yang memliki KITAS atau KITAP, itu juga bisa menggunakan mekanisme vaksin Gotong Royong," kata  usai menemui Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (3/5).

Jenis vaksin yang sudah masuk ke Tanah Air ialah vaksin Sinopharm asal Tiongkok sebanyak tujuh juta dosis dan opsi tambahan tujuh juta dosis. Kemudian, lima juta dosis vaksin Cansino buatan Tiongkok tengah diproses untuk masuk RI.

Adapun, Kementerian Kesehatan akan segera menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) untuk menentukan harga vaksin Gotong Royong. Namun, Airlangga belum menjelaskan secara spesifik berapa harga vaksin tersebut.

Sebelumnya, Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto menyatakan batas harga vaksin Gotong Royong akan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Keputusan ini akan mempertimbangkan usulan harga dari Bio Farma.

Namun, perusahaan pelat merah itu belum memberikan usulan harga lantaran masih menunggu pendampingan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Bambang juga belum bisa memastikan kapan pendampingan itu akan selesai. "Ya sampai BPKP selesai," ujar dia.

Adapun dikutip dari The Economist Intelligence Unit, harga maksimal vaksin Sinopharm bisa mencapai US$ 77 atau sekitar Rp 1,1 juta per dosis. Sehingga untuk dua kali suntikan memerlukan biaya Rp 2,2 juta atau tertinggi dibandingkan vaksin merek lain.

Vaksin Sinopharm merupakan bagian dari komitmen pasokan 40 juta vaksin untuk program vaksinasi mandiri atau gotong royong. Ada tiga merek vaksin Covid-19 untuk program vaksinasi Gotong Royong yakni Sinopharm, CanSino, dan Sputnik V bikinan Rusia.

Reporter: Rizky Alika