Syarat Masuk Arab Saudi, Bio Farma Usul Jemaah Haji Suntik AstraZeneca

ANTARA FOTO/REUTERS/Saudi Press Agency/Handout /nz/dj
HIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. Suasana Kabah di Masjidil Haram yang kosong, sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus corona (COVID-19), pada bulan Ramadan, di kota suci Makkah, Arab Saudi, Kamis (7/5/2020). Bio Farma buka potensi vaksin AstraZeneca digunakan calon jamaah haji.
25/5/2021, 20.41 WIB

PT Bio Farma (Persero) membuka kans pemberian vaksin Covid-19 merek AstraZeneca kepada calon jemaah haji agar diterima masuk Arab Saudi. Ini lantaran negara tersebut baru memberikan izin bagi mereka yang telah divaksin Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Johnson & Johnson untuk masuk.

Direktur Utama Bio farma Honesti Basyir mengatakan selain AstraZeneca, RI belum mendapatkan vaksin lain sesuai ketentuan Arab Saudi. Oleh sebab itu ia akan berdiskusi dengan pemerintah agar calon jemaah haji bisa menjadi prioritas.

“Kami akan diskusi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), apakah mereka (jamaah) bisa diberikan vaksin AstraZeneca,” kata Honesti saat rapat dengan Komisi BUMN Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (25/5) dikutip dari Antara.

Tak hanya itu, Honesti berharap pemerintah berunding dengan Arab Saudi agar mempertimbangkan penerima vaksin Sinovac untuk masuk negara tersebut. Apalagi RI memiliki jumlah jemaah haji besar.

“Kami yakin Pemerintah Arab Saudi memberika kebijakan sehingga vaksin yang diberikan di Indonesia jadi bagian yang diterima,” katanya.

Ia menyampaikan bahwa Sinovac saat ini sedang dalam proses mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sedangkan Sinopharm yang digunakan untuk vaksin Gotong Royong telah lebih dulu dapat izin serupa.

“Tentu kami berharap hal ini bisa kami bicarakan dengan Arab Saudi,” kata Honesti.

Sedangkan studi di Inggris menunjukkan suntikan vaksin Pfizer dan AstraZeneca efektif dalam melindungi sesorang dari varian Covid-19 India. Hal tersebut merupakan hasil penelitian otoritas kesehatan Inggris yakni Public Health England (PHE).

Analisis yang dilakukan pada 5 April dan 16 Mei menunjukkan, suntikan Pfizer 88% efektif melawan varian India dua pekan setelah dosis kedua diberikan. Perbandingannya, vaksin merek tersebut 93% efektif melawan varian lokal, Kent.

Reporter: Antara