Cegah Infeksi Jamur Hitam, Pemerintah Harus Bisa Kendalikan Covid-19

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Sejumlah tenaga kesehatan berjalan menuju ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021).
Penulis: Rizky Alika
26/5/2021, 09.37 WIB

Infeksi jamur hitam dan putih tengah melanda di India. Untuk mengantisipasi agar infeksi jamur tersebut tidak sampai Indonesia, pemerintah dinilai harus bisa mengendalikan pandemi Covid-19.

"Antisipasinya kendalikan pandemi saat ini. Kalau tidak, ini jadi banyak masalah lain, infeksi jamur salah satu contohnya," kata Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (25/5).

Menurutnya, virus corona bisa menurunkan daya tahan tubuh seseorang. Jika daya tahan tubuh menurun, orang tersebut bisa rentan tertular penyakit lain, seperti jamur hitam (Mucormycosis). Infeksi jamur hitam bisa terjadi pada penderita Covid-19, HIV/AIDS, diabetes, kanker, dan lainnya.

Dia mengatakan infeksi jamur hitam telah muncul sejak abad 17  dan bisa melanda di wilayah mana saja. Sebab, infeksi tersebut timbul di lingkungan yang lembap serta ventilasi yang buruk.

"Ini bukan penyakit menular dari orang ke orang, tapi disebabkan lingkungan. Ini infeksi rawan," ujar dia.

Selain pengendalian pandemi, ia menilai kebersihan lingkungan juga harus diterapkan. Dengan begitu bisa mencegah infeksi tersebut merebak di Tanah Air.

Sementara, pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Laura Navika Yamani mengatakan pemerintah diharapkan tidak hanya fokus pada penanganan pandemi Covid-19.

"Kasus penyakit infeksi lain ini tidak menutup kemungkinan suatu saat akan terjadi wabah selain Covid-19," katanya.

Ia pun berharap, pemerintah bisa meningkatkan pemindaian terhadap pelaku perjalanan yang berasal dari luar negeri. Hal ini untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan wabah lainnya.

Fenomena ‘jamur hitam’ mulai menjangkiti ribuan penyintas Covid-19 di India. Paling tidak, sudah ada 8.848 pasien di Negeri Bollywood dirawat karena penyakit yang bernama resmi Mucormyosis ini.

Di Negara Bagian Maharashtra, sudah ada 1.500 orang terinfeksi jamur hitam. Beberapa pasien meninggal, sedangkan lainnya kehilangan penglihatan. Bahkan Pemerintah New Delhi secara khusus menyiapkan ruang rawatan untuk merawat penderita penyakit ini.

Dikutip dari The Wall Street Journal, seorang penyintas Covid-19 yang juga penderita Diabetes Mellitus bernama Yaseen Ahmed tiba-tiba mengalami lonjakan kadar gula empat kali lipat dari normal.

Tak hanya itu, sisi kiri wajah warga Hyderabad berusia 52 tahun ini membengkak dan mengeluarkan cairan dari mata, hidung, dan gusi. Semakin parah dokter lalu mengangkat tulang pipi kiri Ahmed untuk menahan penyebaran infeksi.

Ahmed telah didiagnosa terkena jamur hitam alias mucormyosis. Penyakit yang jarang terjadi, tapi dapat mematikan bagi pasien Covid-19. 

Dikutip dari sejumlah pemberitaan dan informasi lainnya, penyakit ini diakibatkan infeksi dari jamur berjenis Mucorales. Jamur ini kerap menyerang bagian tubuh seperti rongga hidung, paru-paru, bahkan otak.

Mucormyosis juga menginfeksi lewat spora yang tumbuh di tanah, tanaman, serta makanan yang membusuk. Jamur tersebut kerap menginfeksi dan menggerogoti hidung serta mengubah lapisan organ penciuman menjadi hitam.

Hal ini dapat mengakibatkan penderitanya sakit kepala dan sulit bernapas. Ini biasanya akan berpengaruh kepada paru-paru serta otak hingga berakibat fatal.

Dalam kasus parah, jamur ini dapat melumpuhkan serta diperlukan amputasi anggota tubuh. Pengobatannya menggunakan amfoterisin hingga pembedahan untuk mengangkat sel yang terinfeksi.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan