LBM Eijkman Kesulitan Percepat Deteksi Varian Baru Covid-19

ANTARA FOTO/Didik Suhartono/foc.
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR kepada pekerja di salah satu perusahaan di Jalan Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/6/2021). LBM Eijkman sampaikan sulitnya mempercepat proses deteksi varian baru Covid-19.
15/6/2021, 18.27 WIB

Amin mengatakan hingga Senin (14/6)  sudah ada 90 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 telah teridentifikasi. Data tersebut merupakan hasil identifikasi dari 19 institusi yang melakukan pemeriksaan WGS.

Sedangkan dari data Kementerian Kesehatan, hingga Senin (14/6) sudah ada 145 sekuens variant of concern Covid-19 yang berhasil diidentifikasi.  Data tersebut awalnya diunggah ahli wabah dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Dr Pandu Riono di akun Twitternya. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi membenarkan data tersebut.

Dari data tersebut, varian terbanyak yang diidentifikasi adalah Delta alias B.1.617.2 yang berasal dari India yakni 104 sekuens. Berikutnya adalah Alfa B.1.1.7 yang berasal dari Inggris sebanyak 36 sekuens.  Ketiga adalah Beta B.1.351 yang pertama terdeteksi dari Afrika Selatan sebanyak lima sekuens.

Varian Delta adalah yang paling banyak diidentifikasi yakni 106 temuan, berikutnya Alfa sebanyak 35 dan Beta yakni lima sekuens.

Varian tersebut dideteksi dari 12 provinsi yakni Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Jawa Tengah menyumbang temuan terbanyak yakni 76 varian. Dari angka tersebut, 75 adalah varian Delta sedangkan sisanya adalah Alfa.

DKI Jakarta dengan 48 temuan berada di peringkat kedua. Di Ibu Kota, varian Alfa merupakan yang paling banyak teridentifikasi yakni 24 sekuens, berikutnya adalah Delta dengan 20 sekuens dan empat adalah Beta.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika