Indonesia akan Terima 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer Mulai Agustus

ANTARA
Seorang pekerja menyiapkan pengemasan obat-obatan padat.
Penulis: Lavinda
19/6/2021, 16.41 WIB

Pemerintah akan menerima 50 juta dosis Vaksin Pfizer dari Amerika Serikat (AS) mulai Agustus 2021. Pengiriman akan dilakukan secara bertahap dan digunakan dalam program vaksinasi nasional demi mencegah penyebaran Covid-19

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan rencana ini sudah dibicarakan dengan pihak perusahaan yang memproduksi Vaksin Pfizer di AS. 

"Ini rencana yang sudah dibicarakan dengan pihak Pfizer ya, semoga tentunya tidak ada perubahan," ujar Siti Nadia kepada Katadata.co.id, Sabtu (19/6).

Siri Nadia juga menyampaikan bahwa pengiriman vaksin dari AS ke Indonesia tidak dilakukan sekaligus sebanyak 50 juta, melainkan secara bertahap sesuai jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Namun, ia enggan menjelaskan lebih detail terkait jadwal pengiriman vaksin tersebut. 

"Pfizer dari Amerika Serikat, semoga tetap sesuai jadwal karena datangnya tidak sekaligus 50 juta," katanya.

Berdasarkan data Kemenkes yang diperoleh Katadata.co.id, Vaksin Pfizer akan mulai dikirimkan ke Indonesia secara bertahap mulai Agustus sampai Desember. Pada Agustus tercatat akan dikirim sebanyak 4,25 juta dosis, September 4,25 juta dosis, Oktober 13,83 juta dosis, November 13,83 juta dosis, dan Desember 13,83 juta dosis vaksin.

Secara akumulasi, Nadia menyampaikan, pemerintah telah mendatangkan 94 juta dosis vaksin dari berbagai produsen. Namun, total vaksin yang sudah didistribusikan kepada masyarakat baru 35 juta dosis. "Dari 94 juta yang diterima, sebanyak 81,5 juta dalam bentuk bulk yang artinya akan jadi vaksin siap 66 juta dosis," ujarnya.

Per 18 Juni 2021, kasus baru harian Covid-19 di Indonesia pada tercatat mencapai 12.990 kasus. Jumlah ini mencapai rekor setelah pada 17 Juni 12.624 kasus, dan 16 Juni 9.944 kasus.

Penyumbang terbanyak ialah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 4.737 kasus. Dengan tambahan ini, maka kenaikan positif Covid-19 di Ibu Kota mencetak rekor tertinggi, melampaui 4.213 pada 7 Februari lalu.

Di bawah Jakarta adalah Jawa Barat yang melaporkan 2.791 kasus baru. Berikutnya Jawa Tengah dengan tambahan 1.331 pasien positif corona. Dengan tambahan ini, maka total kasus Covid-19 secara kumulatif mencapai 1.963.266 orang. Jakarta menyumbang total kasus terbanyak yakni 463.552 orang.

kenaikan jumlah kasus hari ini didapatkan dari pemeriksaan terhadap 73.805 orang. Sebanyak 27.451 diperiksa dengan real time polymerase chain reaction, 389 dengan tes cepat molekuler, sedangkan 45.956 dengan rapid test antigen.

Kemenkes juga mencatat 7.907 orang dinyatakan pulih dari Covid-19 hari ini. Meski demikian, angka kematian juga bertambah 290 orang. Lonjakan kematian terbesar disumbang Jakarta dengan 66 orang meninggal dunia. Berikutnya adalah Jawa Tengah dengan 51 orang, dan Jawa Barat yang melaporkan 49 kasus.

Rasio Okupansi Tempat Tidur Tinggi

Menurut data Kemenkes, provinsi yang memiliki tingkat rasio okupansi tempat tidur atau Bed Occupacy Ratio (BOR) paling tinggi yakni, DKI Jakarta mencapai 82%, Jawa Barat 80%, Jawa Tengah 78%, Banten 77%, dan DI Yogyakarta 75%. Rasio okupansi ini tak hanya untuk tempat tidur isolasi, tetapi juga ruang intensif.

Berdasarkan wilayah, kabupaten/kota dengan tingkat BOR isolasi dan intensif paling tinggi dan berada di zona merah antara lain, Rembang (100%), Tanah Bumbu (100%), Purwakarta (97%), Semarang (96%), dan Pati (96%).

Wilayah yang masuk dalam 20 besar zona merah dengan tingkat BOR tinggi antara lain, Grobogan (95%), Kota Singkawang (91%) Kota Cimahi (91%), Pangandaran (90%), Kabupaten Tasikmalaya (90%), Kendal (90%), Bandung Barat (90%), Blora (89%), Kota Tangerang (88%), Kota Tegal (88%), Kota Bandung (88%), Kudus (88%), Karo (89%), Jakarta Pusat (88%), dan Jakarta Barat (88%).