RS Kewalahan Hadapi Covid-19, Tim Mitigasi IDI Desak PSBB Ketat di Jawa

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Petugas medis mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap merawat pasien Covid-19 yang menunggu di pelataran untuk mendapatkan tempat tidur perawatan di IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu, (23/6/2021). IDI dan perhimpunan dokter spesialis meminta pemerintah memberlakukan PSBB ketat di Pulau Jawa untuk menghindari rumah sakit kolaps.
27/6/2021, 20.24 WIB

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan lima profesi dokter meminta pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB ketat di Pulau Jawa selama dua pekan. Hal ini lantaran kasus Covid-19 semakin melonjak belakangan ini.

Desakan tersebut masuk ke dalam lima rekomendasi Tim Mitigasi PB IDI dan perhimpunan dokter spesialis. Mereka terdiri dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI).

Ketua Tim Mitigasi PB IDI dr Adib Khumaidi mengatakan lonjakan kasus Covid-19 yang menembus angka 20 ribu per hari terus mengancam keterisian rumah sakit. Bahkan saat ini 24 kabupaten dan kota di Indonesia telah melaporkan keterisian ruang isolasi di atas 90 persen.

“Kondisi rumah sakit dan puskesmas khususnya di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Yogyakarta sudah melebihi kapasitas tamping,” kata Adib dalam konferensi pers, Minggu (27/6) dikutip dari Antara.

Tak hanya itu, antrean pasien terus terjadi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terutama kota besar. Bahkan kerap kali pasien tiba di rumah sakit dalam kondisi meninggal dunia.

Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah mengambil langkah lebih tegas demi menyelamatkan fasilitas kesehatan. “Kami tidak ingin sistem kesehatan Indonesia kolaps,” kata Adib.

Rekomendasi kedua dari para dokter adalah memastikan implementasi penerapan PSBB yang maksimal. Ketiga, memacu vaksinasi untuk semua target populasi bahkan hingga dua juta per hari.

Keempat, melakukan penelusuran kasus secara masif demi membongkar kasus Covid-19. Selain itu para dokter meminta setiap kepala daerah menjadikan jumlah tracing per seribu orang sesuai standar WHO sebagai target mereka.

Rekomendasi kelima adalah meminta masyarakat termasuk anak-anak memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan atau 3M. Warga juga diminta tidak bepergian jika kondisi tak mendesak serta menjaga protokol kesehatan lainnya.

Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia belum juga berakhir. Bahkan pada Minggu (27/6), jumlah pasien virus corona RI kembali mencatatkan rekor tambahan 21.342 orang.

Provinsi DKI Jakarta masih menjadi penyumbang terbanyak ledakan Covid-19. Bahkan, lonjakan kasus corona di Ibu Kota kembali mencetak rekor 9.394 orang hari ini. Di bawahnya adalah Jawa Barat yang melaporkan tambahan 3.988 kasus serta Jawa Tengah dengan kenaikan 2.288 kasus. Secara total, kasus positif corona RI mencapai 2.093.962 kasus.

Reporter: Antara