Kemajuan tujuan pembangunan berkelanjutan alias sustainable development goals (SDGs) terusik pandemi Covid-19. Presiden Joko Widodo mengatakan, dunia tengah mengalami kesulitan mengejar target tersebut di 2030.
“Berbagai kemajuan yang selama ini kita capai telah tergerus, akibat pandemi,” kata Jokowi dalam pidatonya di Forum Tingkat Tinggi Dewan Ekonomi Sosial PBB, yang diunggah di laman Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (14/7).
Namun, Indonesia tetap berkomitmen terhadap pencapaian target-target SDGs pada 2030 mendatang. “Komitmen Indonesia terhadap SDGs tidak surut,” katanya.
Apa Itu SDGs?
SDGs merupakan rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. Di dalamnya berisi 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada 2030.
Pilar-pilar SDGs di Indonesia dikelompokkan dalam empat pilar, yaitu:
- Pembangunan sosial, dengan tujuan menghapus kemiskinan, mengakhiri kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pendidikan bermutu, dan kesetaran gender.
- Pembangunan ekonomi, dengan tujuan energi bersih dan terbarukan, pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, industri dan inovasi, mengurangi ketimpangan, dan kemitraan untuk mencapai tujuan.
- Pembangunan lingkungan, dengan tujuan akses air bersih dan sanitasi, kota dan komunitas berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, menjaga ekosistem laut dan ekosistem darat.
- Pembangunan hukum dan tata kelola, dengan tujuan perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat.
Dampak Pandemi pada Target Capaian SDGs Indonesia
Dalam pidatonya, Jokowi menyebut adanya permasalahan target capaian SDGs di dunia saat ini. “Sebanyak 255 juta orang di dunia kehilangan pekerjaan, 110 juta orang jatuh miskin dan 83 juta hingga 132 juta orang terancam kelaparan dan malnutrisi,” katanya.
Melansir laman Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, terdapat sejumlah target SDGs yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Terutama yang menyangkut pilar pembangunan sosial dan pembangunan ekonomi.
Tahun kemarin, Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan, kelompok rentan dan miskin di Indonesia mengalami penurunan pendapatan selama pandemi. Hal ini berkaitan dengan tujuan SDGs poin pertama.
“Pada tujuan kedua juga terdampak. Logistik pangan terganggu akibat pembatasan sosial serta akses terhadap pangan menurun akibat PHK,” kata Arifin pada Mei 2020.
Kemudian, pada tujuan ketiga, sektor kesehatan juga memerlukan pembenahan. Baik dari segi akses, pelayanan, dan alat kesehatan. “Ke depan, kami mempersiapkan dengan reformasi kesehatan nasional. Jadi, kami dapat mengantisipasi kalau ada pandemi lagi,” ujar Arifin.
Arifin juga mengatakan, tujuan keempat turut menghadapi tantangan. Pandemi Covid-19 menyebabkan pola belajar mengajar di sekolah berubah. Guna mencapai pendidikan berkualitas, kesiapan guru serta infrastruktur belajar mengajar secara daring perlu dioptimalkan.
Tak hanya itu, menyangkut tujuan kelima, layanan kesehatan dan produksi di Indonesia terganggu. Belum lagi, beban kerja perempuan di rumah tangga menjadi meningkat. Lebih jauh, penurunan pertumbuhan ekonomi ini juga berdampak pada ketenagakerjaan pada tujuan ke 10 SDGs.
Jokowi Ungkap Empat Solusi untuk Capai SDGs
Jokowi menyebut dalam menghadapi masalah ini, perlu suatu langkah luar biasa. “Kerja sama dan solidaritas harus dipertebal dan inovasi harus ditingkatkan. No country can progress until all countries progress,” kata Presiden dalam pidatonya.
Ia lalu memberikan empat solusi agar dunia kembali memperoleh masa depan. Gagasan pertamanya, ialah membuat dunia segera pulih dari pandemi. Program vaksinasi jadi harapan utamanya.
Akses yang adil dan merata terhadap vaksin harus dijamin. “Vaksin sebagai global public goods jangan hanya menjadi slogan. Indonesia mendorong agar kita melakukan percepatan realisasi kesetaraan akses vaksin bagi semua negara termasuk melalui berbagi dosis, lewat fasilitas Covax,” kata Jokowi.
Kedua, semua negara harus meningkatkan perhatian dan bantuan terhadap masyarakat terdampak pandemi, terutama kelompok rentan. Jokowi berkata, jaminan sosial dapat menjadi bagian dari pemulihan ekonomi.
“Di Indonesia kami telah mengalokasikan US$28,5 miliar (sekitar Rp 413,3 miliar). Tidak kurang dari 9,8 juta unit usaha mikro telah menerima bantuan keberlanjutan usaha,”ujarnya.
Ketiga, Jokowi menyebut, roda perekonomian dunia harus bergerak bersama. Tanpa mengorbankan aspek kesehatan. Percepatan pemulihan ekonomi harus dilakukan dengan tetap mengutamakan kesehatan serta pembangunan berkelanjutan.
Ia mendorong negara maju hadir dalam transisi ekonomi hijau di negara berkembang. Agar pembangunan inklusif menjadi landasan. “Ke depan kita harus mendorong investasi dalam pemulihan yang berketahanan berkeadilan dan hijau, a resilient, just and green recovery,” katanya.
Terakhir, Jokowi mendorong kemitraan global diperkuat. Ia ingin prinsip no one left behind diwujudkan dalam menangani pandemi di dunia. “Kita harus berkomitmen untuk menghindari me first policy,” ujarnya.
Realisasi SDGs Indonesia Sejauh Ini
Melansir laporan Gatra pada Mei 2020, peringkat SDGs Indonesia naik satu tingkat pada tahun lalu. Dari 166 negara, Indonesia berada di urutan 101 dari sebelumnya ada di urutan 102. Posisinya di atas Myanmar dan Kamboja.
Skor indeks Indonesia mengalami kemajuan dari tahun sebelumnya. Pada 2019, skor indeks Indonesia hanya 64,2. Sedangkan, pada 2020 naik menjadi 65,3.
Sejauh ini, pemerintah disebut telah melakukan ragam upaya, melalui serangkaian kebijakan. Pemerintah juga telah mengeluarkan sejumlah peraturan, yang fokus pada pengawasan dan pencapaian SDGs.
Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti sempat mengatakan, Bappenas telah memastikan tujuan SDGs akan tercapai melalui beberapa agenda pembangunan.
Amelia juga mengungkapkan, empat target SDGs telah diutamakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Tak hanya berfokus pada lingkup nasional pemerintah juga memerhatikan pembangunan dalam skala daerah dan lokal.
Penyumbang bahan: Alfida Febrianna (magang)