Airlangga Klaim Penyaluran KUR Mulai Membaik Usai RI Dihantam Pandemi

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.
Petani membuat media mulsa plastik hitam perak (MPHP) untuk bercocok tanam di Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/2/2021).Menko PErekonomian Airlangga Hartarto mengklaim penyaluran KUR mulai membaik usai RI dihantam pandemi.
26/7/2021, 19.13 WIB

 Pemerintah mengklaim penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) semakin membaik usai ekonomi mulai pulih dari tekanan pandemi. Salah satunya terlihat dari penyaluran KUR sektor pertanian selama periode 2020 hingga 2021.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan realisasi KUR pertanian hingga Juni 2021 mencapai Rp 42,7 triliun atau 61% dari target penyaluran Rp 70 triliun di 2021. Selama priode 2020-2021, penyaluran KUR pertanian ini telah meningkat hampir 30%.

Airlangga mengatakan peningkatan realisasi ini karena ekonomi mulai pulih dari dampak Covid-19. Selain itu, banyak yang tertarik untuk pembiayaan karena suku bunga hanya tiga persen setelah adanya subsidi pemerintah. 

"KUR pertanian dari tahun ke tahun meningkat dan dari 2020 ke 2021 meningkat 29,8%," kata Airlangga usai rapat dengan Presiden Joko Widodo, Senin (26/7).

Sedangkan total penyaluran KUR hingga 25 Juli telah mencapai Rp 143,14 triliun. Realisasi itu setara dengan 56,5% dari target penyaluran KUR tahun ini, yaitu Rp 253 triliun.

 "Penyaluran KUR sudah mendekati normal sebelum pra Covid-19. Saat pre Covid rata-rata penyaluran Rp 20 triliun per bulan, sekarang sudah menyalurkan kira-kira Rp 21,84 triliun per bulan," kata Airlangga 

Adapun, KUR telah diberikan kepada 3,87 juta debitur dengan nilai sejak Agustus 2015 sebesar Rp 283 triliun. Angka kredit macet (NPL) dinilai rendah, yaitu sebesar 0,88%.

Penyaluran KUR selama 2021 berdasarkan jenis yaitu KUR Super Mikro sebesar 4,51%, KUR Mikro sebesar 60,92%, KUR Kecil sebesar 34,55%, dan KUR penempatan TKI sebesar 0,02%.

Secara rinci, KUR sektor pertanian terbagi pada beberapa klaster. KUR perkebunan kelapa sawit mencapai Rp 9,5 triliun, pertanian padi Rp 7,8 triliun, tanaman lainnya Rp 5,5 triliun, tanaman holtikulkura Rp 5,2 triliun, dan budidaya sapi Rp 3,9 triliun.

Kemudian, klaster budidaya domba dan kambing Rp 3,5 triliun, pertanian palawija Rp 2,7 triliun, mix farming Rp 2,6 triliun, dan pembibitan Rp 1,1 triliun. Secara klaster, KUR pangan mencapai Rp 26,8 triliun, tanaman hortikultura Rp 7,84 triliun, perkebunan Rp 20,3 triliun, dan peternakan Rp 15,1 triliun.

Pemerintah pun mendorong percepatan peningkatan pembiayaan sektor pertanian dengan mendorong sinergi antar sektor. Upaya ini dilakukan dengan mendorong bank atau lembaga penyalur untuk meningkatkan penyaluran KUR khusus untuk kelompok atau klaster komoditas pertanian dengan pola kemitraan dengan perusahaan besar sebagai pembeli.

Sementara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan penyaluran KUR bergantung dengan musim tanam. "Jadi sudah masuk musim tanam pada Agustus dan pada proses itu akan lebih banyak kami dorong (penyalurannya)," ujar dia.

Reporter: Rizky Alika