Ekspor Tiongkok Melambat pada Juli, Mulai Tertekan Varian Delta

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. Tiongkok belum terkalahkan sebagai negara eksportir terbesar di dunia pada 2020.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
9/8/2021, 09.20 WIB

Eksportir terbesar dunia itu telah memasuki periode pemulihan ekonomi, lebih dulu dibandingkan negara-negara lainnya. Ini didukung oleh peluncuran vaksinasi yang cepat telah membantu mendorong kepercayaan. Hanya saja, varian Delta yang mulai kembali merebak bulan lalu memaksa banyak kota-kota penting kembali harus membatasi mobilitas. Beberapa otoritas lokal bahkan mengambil langkah lebih ketat dengan mengunci wilayah.

Penguncian wilayah membuat banyak pabrik menangguhkan operasi bisninya, terutama di wilayah Tiongkok Timur dan Selatan yang merupakan basis utama ekspor negara tersebut. Kondisi ini makin diperparah dengan adanya banjir musiman dan cuaca buruk di daerah tengah Tiongkok bulan lalu. Aktivitas bisnis dan industri di beberapa daerah tersebut lumpuh total.

Selain hambatan dari upaya untuk melawan penyebaran varian Delta, eksportir Tiongkok juga berjuang dengan sejumlah masalah lainnya. Masalah ini termasuk kekurangan semikonduktor global yang sedang berlangsung, kemacetan logistik dan biaya bahan baku dan pengiriman yang lebih tinggi.

Ekonomi Tiongkok berada di jalur pemulihan dengan perkirakaan perekonomian bisa tumbuh lebih dari 8% tahun ini. Namun, analis mulai mengkhawatirkan lonjakan kasus baru Covid-19 varian Delta akan mempengaruhi realisasi pertumbuhan ekonom  tahunan negara itu.

Tiongkok belum terkalahkan sebagai negara eksportir terbesar di dunia pada 2020. Mengutip statista.com, nilai ekspor Negeri Tirai Bambu pada 2020 mencapai US$2.591,12 miliar atau hampir dua kali lipat nilai ekspor Amerika Serikat.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said