EDISI KHUSUS | Jelajah Jalan Raya Pos

Mengenal Sejarah dan Properti Tari Topeng Cirebon

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Seniman menampilkan tari topeng dalam Festival Panawijen di Malang, Jawa Timur, Sabtu (9/11/2019). Festival yang menampilkan berbagai kegiatan lomba tari dan lomba lukis topeng seperti tersebut diadakan untuk mengenalkan budaya Topeng Panji kepada pengunjung.
Penulis: Siti Nur Aeni
10/8/2021, 16.12 WIB

Pertunjukan tari tradisional pasti sudah sering kita saksikan, baik secara langsung maupun melalui layar kaca. Ada banyak sekali jenis tari tradisional, salah satunya Tari Topeng Cirebon. Seperti namanya, sudah pasti tari tradisional ini berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Bukan hanya seni biasa, tarian ini ternyata memiliki nilai sejarah yang sangat mendalam.

Bagaimana cerita dibalik tari topeng ini dan apa saja yang dibutuhkan untuk sebuah pertunjukan tari topeng? Berikut ini penjelasannya.

Sejarah Tari Topeng Cirebon

Tari Topeng Cirebon ini muncul pada abad 10 hingga 16 Masehi. Pada masa  Kerajaan Jenggalan dengan pemerintahan dipimpin oleh Prabu Amiluhur atau Prabu Panji Dewa, tarian ini masuk ke Cirebon lewat seniman jalanan. Dari sinilah muncul perpaduan budaya hingga akhirnya melahirkan Tari Topeng khas Cirebon.

Setelah Islam masuk, seni tari ini juga ikut terpengaruh. Pada masa Sunan Gunung Jati tepatnya pada tahun 1470, Cirebon dijadikan sebagai pusat penyebaran agama Islam. Sunan Gunung Jati kemudian menggunakan tari topeng tersebut sebagai media untuk mengenalkan agama Islam besama dengan seni lain seperti Wayang Kulit, Gamelan Renteng, Brai, Reog, Angklung, dan Berokan.

Pada saat Sunan Gunung Jati berkuasa pada 1479, ada serangan dari Pangeran Welang dari Karawang yang sangat sakti. Kesaktiannya membuat Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, dan Pangeran Cakrabuana tidak bisa menghadapinya. Untuk mengakhiri pertikaian akhirnya muncul diplomasi tentang kesenian.

Hasil diplomasi tersebut yang kemudian melahirkan kelompok seni tari dengan Nyi Mas Gandasari sebagai penari di kelompok tersebut. Kemudian, pangeran Welang jatuh cinta kepada penari tersebut dan menyerahkan pedang Curug Sewu yang akhirnya membuat kesaktiannya hilang.

Setelah menyerah, akhirnya Pangeran Welang menjadi pengikut setia dari Sunan Gunung Jati dan berganti nama menjadi Pangeran Graksan. Semakin lama, tari tradisional ini kemudian banyak dikenal sebagai Tari Topeng Cirebon. Tari tradisional asal Cirebon ini kemudian berkembang lagi menjadi lima jenis tari yang berbeda yaitu Tari Topeng Kelana, Tari Topeng Tumneggung, Tari Topeng Rumyang, Tari Topeng Samba, dan Tari Topeng Panji. Lima jenis tari tersebut menggunakan lima jenis topeng yang berbeda dan dikenal dengan nama Panca Wanda.

Properti Tari Topeng Cirebon

Selain memiliki sejarah yang menarik, tarian tradisional ini juga memiliki kelengkapan atau properti tari yang wajib dikenakan oleh penari saat melakukan pertunjukan. Ada 14 properti Tari Topeng Cirebon yang bisa Anda pelajari. Berikut penjelasannya.

1. Topeng

Seperti namanya tari topeng, maka sudah pasti properti utama yang dibutuhkan yaitu topeng. Ada setidaknya lima jenis properti topeng yang ada di tarian ini. Topeng-topeng tersebut memiliki karakteristik dan filosofi yang berbeda-beda.

  • Topeng Panji: wajah putih bersih yang bermakna suci seperti bayi yang baru dilahirkan.
  • Topeng Samba: memiliki karakter seperti anak-anak yang bermakna ceria, lucu, serta lincah.
  • Topeng Rumyang: yang merupakan simbol dari seorang remaja.
  • Topeng Patih: yang memiliki wajah dewasa dengan karakter tegas dan bertanggung jawab.
  • Topeng Kelana: merupakan topeng yang menggambarkan orang yang sedang marah.

Cara untuk menggunakan topeng ini diikat pada bagian belakang kepala. Ada juga yang mengenakan topeng dengan cara digigit pada bagian karet yang terdapat di dalam topeng. Topeng ini terbuat dari kayu walaupun saat ini ada juga yang terbuat dari plastik.

2. Kupluk

Properti selanjutnya yang harus ada pada pertunjukan Tari Topeng Cirebon yaitu kupluk. Properti ini digunakan untuk menutup kepala penari. Kupluk ini memiliki hiasan yang indah dan megah.

3. Anting

Aksesoris ini digunakan pada bagian telinga. Anting berbentuk panjang dengan bandul warna warni. Properti ini memiliki warna yang sangat mencolok sebagai simbol bahagia dan ceria.

4. Sumping

Properti Tari Topeng Cirebon selanjutnya yaitu Sumping. Aksesoris ini biasanya dikenakan di telinga kanan dan kiri. Warnanya emas dan biasanya juga dikenakan oleh pemain Wayang Orang.

5. Baju Kurung

Baju ini berlengan pendek dengan warna yang sangat mencolok. Biasanya Baju Kurung Tari Topeng Cirebon ini dilengkapi dengan hiasan yang akan membuat baju terlihat lebih indah dan mewah.

6. Sampur

Sampur merupakan kain panjang yang dikenakan di leher. Properti ini digunakan saat penari melakukan gerakan tarian. Ujung Sampur biasanya diselipkan pada sela-sela hari tengah, yang akan membuat gerakan tarian menjadi semakin indah. Sampur yang dikenakan ini akan membuat kesan tegas dan gemulai.

7. Mongkron

Properti Tari Topeng Cirebon lainnya bernama Mongkron. Properti ini diletakan pada bagian dada yang dipenuhi dengan hiasan bordir dengan motif budaya lokal asal penari. Mongkron ini memiliki banyak ragamnya dan memiliki ciri khas yang berbeda-beda.

8. Keris

Keris dalam Tari Topeng Cirebon memiliki makna lambang kekuatan, status sosial, unsur kebangsawanan, dan tokos kesatriaan. Keris ini digunakan hanya untuk tokoh bangsawan saja.

9. Gelang Tangan

Gelang yang dikenakan oleh penari topeng Cirebon ini berwarna emas dari bahan logam atau kertas. Fungsi dari gelang ini yaitu sebagai hiasan dengan corak tertentu.

10. Gelang Kaki

Selain tangan, gelang juga digunakan pada kaki penari. Biasanya gelang kaki ini dikenakan oleh penari perempuan. Bentuknya bebas dan warnanya juga bebas tergantung pilihan dari penari.

11. Celana Berukuran Sepertiga

Celana yang dikenakan oleh penari Tari Topeng Cirebon ini berukuran sepertiga bagian atau hanya sampai di bawah lutut saja. Celana ini memiliki bahan dan warna yang juga mencolok sehingga menarik perhatian penonton. Celana dengan bentuk longgar ini akan mempermudah gerakan dari penari.

12. Ikat Pinggang

Properti Tari Topeng Cirebon yang satu ini tidak hanya sebagai hiasan namun juga berfungsi menahan kostum yang kenakan agar tetap nyaman. Di bagian ikat pinggang ini jugalah keris biasanya diselipkan.

13. Mahkota

Hiasan kepala selanjutnya yang juga harus ada dalam tari ropeng ini yaitu mahkota. Mahkota yang dikenakan sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan pada tari tradisional ini.

14. Selendang

Properti dari Tari Topeng Cirebon selanjutnya yaitu selendang. Properti yang satu ini umumnya memiliki motif daerah setempat namun ada juga penari yang mengenakan selendang polos dengan warna-warna ceria.

Itulah ulasan tentang sejarah dan berbagai properti yang diperlukan dalam Tari Topeng Cirebon. Tari tradisional ini menjadi kekayaan budaya yang harus dilestarikan. Dengan mempelajarinya, Anda juga turut berpartisipasi dalam melestarikan budaya khas Cirebon ini.