Aparat Evakuasi Dua Nakes yang Lari Saat Baku Tembak di Kiwirok

ANTARA FOTO/Gusti Tanati/wpa/foc.
Dirlantas Polda Papua, Kombes Pol Mohamad Nasihin (kanan) memeriksa kendaraan saat Apel Pengecekan Kesiapan Kendaraan jelang PON XX Papua di PTC Entrop, Jayapura, Papua, Senin (6/9/2021). Dirlantas Polda Papua menerima 51 kendaraan dari Korlantas polri untuk mendukung pelaksanaan PON XX Papua.
14/9/2021, 19.34 WIB

Aparat tengah berupaya mengevakuasi dua orang tenaga kesehatan yang sempat menghilang dalam insiden baku tembak aparat dan kelompok separatis di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada Senin (13/9).

Kapolda Papua Irjen Polisi Mathius Fakhiri menjelaskan kedua nakes tersebut diduga terjatuh ke jurang saat melarikan diri ketika baku tembak terjadi. "Anggota TNI/Polri sedang berupaya mengevakuasi kedua korban," kata Kapolda Papua dikutip dari Antara,  Selasa (14/9).

Dari laporan yang diterima, selain dua nakes yang masih belum berhasil dievakuasi, mereka dalam kondisi terluka. Aparat juga masih mencari keberadaan seorang nakes yang hingga kini belum diketahui rimbanya.

Kontak senjata antara kelompok bersenjata dan personel TNI/Polri terjadi pada hari Senin (13/9) yang menyebabkan seorang anggota Yonif 403/WP terluka di bagian lengan kanan. Kelompok pimpinan Lamek Taplo juga melakukan pembakaran fasilitas umum, antara lain Kantor BPD Papua, puskesmas, gedung sekolah dasar, dan rumah warga.

Sementara itu, Komandan Korem 172/PWY, Brigadir Jenderal TNI Izak Pangemanan mengatakan, kelompok bersenjata Lamek Taplo saat ini diduga berada di sekitar Distrik Okhika, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

"Anggota melaporkan masih terdengar tembakan dari arah pegunungan menuju Okhika namun secara keseluruhan keamanan di Kiwirok sudah dapat dikendalikan,” ujarnya, Selasa (14/9). 

Dari laporan yang diterima, kata dia, anggotanya sudah menemukan jejak kaki yang diduga milik kedua tenaga kesehatan. "Mudah-mudahan keduanya ditemukan dalam keadaan selamat, " kata dia.

Kelompok Lamek Taplo diduga membawa 10 pucuk senjata api diduga milik TNI saat melakukan penyerangan. Senjata api yang dibawa itu diduga milik TNI-AD yang didapat dari reruntuhan jatuhnya helikopter MI 17 pada 28 Juni 2019 lalu, yang membawa 12 orang prajurit termasuk lima orang anggota Yonif 725/WRG.

Dia menjelaskan, dari laporan yang diterima baku tembak dengan KKB itu berawal saat anggota dari Yonif 403/WP yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Perbatasan melihat sekelompok KKB membawa senjata api, sehingga melakukan pengejaran.

Saat mengetahui mereka dikejar langsung melakukan penembakan hingga terjadi baku tembak dan kemudian KKB membakar beberapa fasilitas umum yang ada di Kiwirok, seperti puskesmas, pasar, gedung sekolah dasar, kantor kas BPD Papua, dan rumah warga.