Jokowi Groundbreaking Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di ASEAN

ANTARA FOTO/Biro Pers dan Media Setpres/Handout/wsj.
Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan pers tentang perkembangan terkini pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/8/2021). Presiden Joko Widodo memutuskan tetap memperpanjang kebijakan PPKM hingga 6 September 2021 meskipun perkembangan kasus COVID-19 semakin menunjukan tren penurunan. ANTARA FOTO/Biro Pers dan Media Setpres/Handout/wsj.
15/9/2021, 11.28 WIB

Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik industri baterai kendaraan listrik yang dibangun PT HKML Battery Indonesia pada Rabu (15/9). Jokowi mengatakan pabrik baterai itu menjadi yang pertama di Asia Tenggara.

Adapun, nilai investasi pabrik tersebut mencapai US$ 1,1 miliar atau Rp 15,68 triliun (kurs Rp 14.257/US$). Presiden mengatakan, pembangunan pabrik baterai ini merupakan wujud keseriusan pemerintah untuk hilirisasi industri. 

"Ini pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia dan bahkan yang pertama di Asia Tenggara," kata Jokowi di Karawang, Rabu (15/9).

Jokowi menyampaikan, dengan hilirisasi maka era kejayaan komoditas bahan mentah akan berakhir. Ia pun mengajak berbagai pihak untuk mengubah struktur ekonomi berbasis komoditas menjadi industri berbasis pengembangan inovasi dan teknologi.

Untuk itu, Indonesia perlu strategi untuk keluar dari jebakan pengekspor bahan mentah dalam waktu cepat. Upaya ini dilakukan dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan. "Sehingga bisa memberikan peningkatan nilai ekonomi yang sangat tinggi," ujar dia.

Adapun, RI memiliki cadangan nikel terbesar dunia. Namun jika bisa diatur dengan baik, maka Indonesia bisa menjadi produsen utama produk turunan seperti baterai lithium, baterai listrik, dan baterai kendaraan listrik.

Pengolahan nikel menjadi cell baterai itu akan meningkatkan nilai tambah nikel hingga 6-7 kali lipat. "Jika diolah menjadi mobil listrik, nilai tambahnya akan meningkat 11 kali lipat," katanya.

Mantan Wali Kota Solo itu berharap, pengembangan industri baterai ini akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi motor listrik, bus listrik, hingga mobil listrik.

Untuk itu, pemerintah akan mengembangkan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik. Kemudian, pemerintah bakal memberikan kepastian hukum dan kemudahan berizin kepada para investor.

Pemerintah juga terbuka atas inisiatif kerja sama dengan negara sahabat. "Saya berpesan kolaborasi yang terbangun bukan hanya di perusahaan besar atau BUMN kita, tapi juga melibatkan UMKM," katanya.

Sementara, CEO LG Energy Solution Jonghyun Kim mengatakan baterai yang akan diproduksi akan menerapkan teknologi baru nickel, cobalt, manganese, aluminum (NCMA). Dengan demikian, pembuatan baterai itu akan menggunakan 90% nikel katoda.

Kim juga menganggap lokasi Karawang memiliki posisi terbaik untuk membangun pabrik. Apalagi wilayah tersebut memiliki 5 klaster industri, yaitu mobil, elektronik, bahan bangunan, makanan, dan jasa logistik.

"Menggunakan lingkungan dan kondisi Indonesia baik sebagai batu loncatan," ujar dia.

Pihaknya pun akan secara aktif menggunakan pabrik bersama tersebut sebagai basis utama menuju pasar kendaraan listrik global di luar pasar ASEAN. "Indonesia akan selangkah lebih dekat untuk membangun rantai pasokan kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia," katanya.

Reporter: Rizky Alika