Krakatau Steel dan Posco Investasi Pabrik Baja Rp 52 T mulai 2022

Arief Kamaludin | Katadata
Logo Krakatau Steel di Cilegon, Rabu, (26/11).
21/9/2021, 14.58 WIB

Untuk itu, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan Pohang Iron and Steel Company (Posco) Korea Selatan akan mengucurkan dana sebesar US$ 3,7 miliar atau setara Rp 52,6 triliun (kurs Rp 14.237/US$) untuk mengembangkan klaster industri baja di Cilegon. Dalam tahap awal, mereka menyiapkan US$ 700 juta atau Rp 9,96 triliun pada 2022 untuk memulai pembangunan pabrik produk turunan Hot Rolled Coil (HRC) tersebut.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan setelah itu  investasi akan dilanjutkan sebesar US$ 3 miliar atau 42,71 triliun untuk menambah fasilitas produksi baja di hulu. Dengan fasilitas baru tersebut, maka perseroan menargetkan produksi baja mereka bisa mencapai 10 juta ton pada 2025 mendatang.

"Klaster baja 10 juta ton akan terealisasi karena pada 2022, Krakatau Steel bersama Posco Korea akan melakukan investasi baru yang besarnya US$ 700 juta," kata Silmy saat peresmian pabrik Hot Strip Mill #2 di Cilegon, Selasa (21/9). Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci terkait rencana investasi tersebut. 

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menargetkan klaster industri baja 10 juta ton per tahun di Cilegon bisa terwujud pada empat tahun mendatang. Tak hanya itu, Presiden juga memerintahkan para menteri mendukung langkah Krakatau Steel ini.

Apalagi saat ini keuangan Krakatau Steel saat ini sudah semakin sehat usai melakukan transformasi dan restrukturisasi. Dengan demikian, perusahaan pelat merah pada industri tersebut bisa menghasilkan keuntungan secara berkelanjutan.

Selain itu, produksi baja juga semakin lancar. Oleh karenanya, produksi tersebut diharapkan bisa menekan impor baja dari negara lain serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. "Untuk itu, saya memberikan perhatian besar pada industri baja ini," kata Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi telah meresmikan pabrik Hot Strip Mill #2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Dengan adanya pabrik tersebut, Jokowi berharap produksi baja domestik akan meningkat sehingga bisa menghemat devisa Rp 29 triliun per tahun.

"Sehingga bisa menghemat devisa Rp 29 triliun per tahun. Ini angka yang sangat besar sekali," kata Jokowi dalam peresmian Pabrik Industri Baja Krakatau Steel, Cilegon, Selasa (21/9).

Ia mengatakan, pabrik Hot Strip Mill #2 memiliki kapasitas produksi Hot Rolled Coil (HRC) sebesar 1,5 juta ton per tahun. Produksi akan terus ditingkatkan hingga mencapai 4 juta ton per tahun.

Dengan demikian, pabrik tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan baja dalam negeri. "Jadi tidak ada lagi impor-impor yang kita lakukan. Ini yang kita harapkan," kata Jokowi.

Reporter: Rizky Alika