Prediksi Ahli: 55% Penduduk RI Miliki Kekebalan Covid-19 Akhir 2021

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/hp.
Umat muslim beranjak pulang usai menunaikan shalat Idul Fitri 1442 Hijriah di lapangan Gunung Labu dengan latar belakang Gunung Kerinci, Kayu Aro Barat, Kerinci, Jambi, Kamis (13/5/2021). Meski Pemerintah Desa setempat telah menyampaikan imbauan supaya mengikuti protokol kesehatan, sebagian warga masih terpantau enggan mengenakan masker.
28/9/2021, 14.17 WIB

Pemerintah terus menggelar vaksinasi demi mencapai kekebalan penduduk dari Covid-19. Epidemiolog memperkirakan lebih dari separuh penduduk Indonesia akan kebal terhadap virus corona pada akhir 2021.

Ini artinya, sekitar 148 juta jiwa penduduk akan kebal dari Covid-19. Epidemiolog dari Universitas Indonesia Iwan Ariawan mengatakan kekebalan tersebut bisa diperoleh dari vaksinasi maupun dari penularan corona.

"Perkiraan kami ada 55% penduduk Indonesia mempunyai kekebalan atau imunitas Covid-19," kata Iwan dalam webinar yang digelar BNPB, Selasa (28/9).

Namun Iwan mengingatkan masih ada 45% penduduk yang belum mendapatkan kekebalan corona. Bila penularan kembali merebak secara masif, bukan tidak mungkin akan muncul mutasi Covid-19 baru dari luar dan dalam negeri.

Mutasi virus corona yang lebih ganas bisa menular kepada kelompok yang sudah memiliki kekebalan Covid-19. Apalagi varian virus berpotensi lebih kebal terhadap vaksin.

Untuk itu Iwan mengingatkan pentingnya menghindari penularan Covid-19. "Silakan beraktivitas, tapi ikuti aturan yang dibuat supaya bisa aktivitas dengan aman," ujar dia.

Presiden Joko Widodo pun telah mengingatkan masyarakat untuk belajar hidup berdampingan dengan Covid-19. Caranya dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) saat pelonggaran aktivitas.

Selain itu, vaksinasi akan terus digencarkan sehingga kekebalan kelompok bisa cepat tercapai. “Kita harus memulai untuk menyiapkan transisi dari pandemi ke endemi dan mulai belajar hidup bersama Covid-19,” kata Jokowi di SLB Negeri 1 Yogyakarta, Jumat (10/9).

Adapun, vaksinasi covid-19 secara nasional hingga Senin (27/9) telah mencapai 138,74 juta dosis vaksin. Rinciannya, vaksinasi dosis 1 telah diberikan 87,74 juta dosis, 49,2 juta untuk dosis 2 dan sebanyak 1,8 juta dosis lainnya untuk vaksinasi gotong royong.

Total vaksinasi dosis 1 bagi tenaga kesehatan telah dilakukan terhadap 1,97 juta orang atau 134,29% dari target. Sebanyak 1,82 juta tenaga kesehatan telah mendapatkan dosis 2 atau 124,12% dari target. Pemerintah juga memberikan vaksinasi dosis 3 kepada kepada 912,96 ribu tenaga medis atau 62,16% dari target.

Untuk vaksinasi pertama ke petugas publik, telah diberikan kepada 27,81 juta orang atau 160,49% dari target. Dari jumlah tersebut, sebanyak 17,4 juta orang atau 100,7% dari target telah mendapatkan vaksinasi dosis 2.

Selain itu, pada tahap pertama pemerintah juga menjadikan kelompok lansia sebagai sasaran prioritas vaksinasi. Namun hingga saat ini, vaksinasi dosis 1 baru tersalurkan sebanyak 6,28 juta atau 29,12% dari target. Sedangkan untuk vaksinasi dosis 2 telah disalurkan sebanyak 4,3 juta atau 19,95% dari target.

Mulai Juli 2021, pemerintah juga menyasar vaksinasi untuk kelompok masyarakat yang rentan dan umum. Untuk kelompok ini, dosis 1 telah diberikan kepada 47,19 juta orang atau 34,13% dari target. Sedangkan dosis 2 telah tersalurkan sebanyak 22,38 juta atau 16,41 persen dari target.

Kemudian, sasaran vaksinasi lainnya adalah kelompok remaja usia 12-17 tahun. Total vaksinasi dosis 1 di kelompok ini tercatat 3,49 juta orang atau 13,06% dari target. Dari jumlah itu, 2,45 juta orang atau 9,19 persen dari target telah mendapatkan dosis 2.

Reporter: Rizky Alika