BPOM Izinkan Sinovac untuk Anak Usia 6-11 Tahun, Imunogenisitasnya 96%

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.
Siswa SD memperlihatkan kartu vaksinasi usai mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di Taman Hutan Kota Joyoboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (22/10/2021). Pemerintah daerah setempat berupaya mempercepat vaksinasi COVID-19 melalui vaksinasi massal kepada pelajar SD usia 12 tahun ke atas seiring telah dimulainya Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di sejumlah sekolah.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Maesaroh
1/11/2021, 16.07 WIB

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun. Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, vaksin tersebut memberikan imunogenisitas yang tinggi.

"Telah diterbitkannya izin penggunaan vaksin Covid-19 dari vaksin Sinovac CoronaVac dan vaksin Covid-19 dari Bio Farma untuk anak usia 6-11 tahun," kata Penny dalam konferensi pers daring, Senin (11/1).

Pemberian izin tersebut menyusul penggunaan vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun. 

Ia memastikan, aspek imunogenisitas atau kemampuan memicu imun tubuhnya mencapai 96%. Hal ini berdasarkan hasil uji klinis pada 550 anak yang menunjukkan vaksin bisa menginduksi antibodi.

Sedangkan, efikasi vaksin masih mengikuti hasil uji klinik sebelumnya. Adapun, Sinovac menyebutkan hasil uji klinis fase 2 untuk usia 3-17 tahun memiliki efektivitas 98,9%.

 Hasil studi Sinovac untuk usia 6-11 tahun juga menunjukkan, dua dosis suntikan CoronaVac yang diberikan dengan jarak 28 hari aman dan dapat ditoleransi dengan baik pada anak.

Penny mengatakan, vaksinasi terhadap anak-anak menjadi hal yang penting. Sebab, pembelajaran tatap muka sudah dimulai pada murid sekolah dasar. 

Ke depan, BPOM,  Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), dan Kementerian Kesehatan akan terus mengawal penggunaan vaksin Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun.

Hal ini untuk memastikan aspek keamanan, mutu, dan efektivitas vaksin. 

Sedangkan, penggunaan vaksin corona untuk anak usia di bawah 6 tahun masih dalam kajian BPOM. Pihaknya masih mengupayakan data lebih lanjut lantaran anak usia duni membutuhkan kehati-hatian lebih. 

 Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, mayoritas anak bisa menerima vaksin Sinovac.

"Amat sedikit kontraindikasi. Jadi sebagian besar anak dapat menerima vaksin ini," ujar dia.

Adapun, vaksin ini dikecualikan untuk anak dengan masalah sistem imun (immunocompromised), anak sakit berat, menderita keganasan, sesak, dan gagal jantung.

IDAI pun akan segera menerbitkan rekomendasi vaksinasi Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun.

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Hindra Irawan Satari mengatajan, vaksin memenuhi syarat dalam daya lindung dan keamanannya. Namun, ia mengingatkan vaksin tersebut masih tergolong baru.

"Tentunya kita masih harus kawal. Selain itu, keamanan, daya lindung, kita sama-sama mengawal," ujar dia.

Pada awal Oktober, BPOM mengatakan telah menerima data uji klinis vaksin Sinopharm asal Tiongkok untuk anak-anak.

Lukito mengatakan, mereka bisa memberikan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin anak-anak. 

BPOM akan mengevaluasi hasil uji klinis untuk dengan sangat hati-hati. Apalagi anak-anak merupakan usia rentan sehingga aspek keamanan menjadi hal yang paling utama.


Reporter: Rizky Alika