Pemilihan Panglima TNI Dinilai Lebih karena Faktor Kedekatan Jokowi

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa (kiri) melakukan salam komado dengan Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid (kanan) sebelum mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (6/11/2021).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
7/11/2021, 13.15 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI. Andika rencananya menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun pada November 2021.

Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Soleman B Ponto menilai, pemilihan Andika sebagai calon Panglima TNI lebih karena faktor kedekatannya dengan Jokowi. Andika sebelumnya pernah menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) pada 2014 dan menjabat sekitar dua tahun.

"Pak Jokowi memilih lebih karena chemistry. Kalau kapabilitas sama semua para Kepala Staf TNI," kata Ponto dalam diskusi virtual pada Minggu (7/11).

Menurut Ponto, bukan hal baru Jokowi memilih pimpinan lembaga dari orang-orang yang punya kedekatan dengannya. Dia pun mencontohkan pemilihan Hadi dan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.

Hadi diketahui pernah menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Adi Sumarno pada 2010-2011 ketika Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo. Hadi pun sempat diangkat menjadi Sekretaris Militer (Sesmil) Presiden pada 2015-2016.

Sementara, Listyo tercatat pernah menjadi Kapolresta Surakarta pada 2011. Dia juga pernah diangkat sebagai ajudan Jokowi hingga 2016.

"Kalau saya lihat tipikal Pak Jokowi lebih senang bekerja dengan orang-orang yang sudah dia kenal," kata Ponto.

Hal senada disampaikan peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi. Menurutnya, Jokowi ingin mendapatkan Panglima TNI yang telah diketahui sosoknya dan memiliki loyalitas.

Dengan demikian, Panglima TNI ke depannya memiliki kemampuan untuk menjalankan agenda politik pertahanan yang telah dicanangkan Jokowi. "Dia bisa mengimplementasikan apa yang diinginkan Presiden Jokowi dan dalam waktu yang singkat," kata Khairul.

Berbeda pendapat, pengamat militer Susaningtyas Nefo Kertopati mengatakan, pemilihan Andika sebagai calon Panglima TNI lebih memperhatikan kebutuhan organisasi dan geopolitik dunia. Andika, lanjutnya, memiliki kemampuan komunikasi antarbudaya, diplomasi, serta manajemen pertahanan yang mumpuni.

Dengan kemampuan tersebut, Susaningtyas meyakini bahwa Indonesia mampu menghadapi tantangan meningkatnya eskalasi di Laut Cina Selatan sejalan dengan pembentukan pakta Pertahanan Amerika Serikat, Inggris, dan Australia (AUKUS). Terlebih, Andika merupakan salah satu perwira tinggi TNI yang memiliki kedekatan dengan Amerika Serikat karena pernah mengenyam pendidikan militer di Negeri Paman Sam pada 2003-2011.

"Saya rasa ini pilihan bijak. Saya yakin Pak Jokowi juga cukup cerdas melihat perkembangan situasi yang ada," kata dia.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini mengatakan, Andika dipilih lantaran berprestasi dan populer. Pada situasi pandemi Covid-19, Faldo menilai modal tersebut harus dimiliki secara optimal oleh seorang Panglima TNI. Kualifikasi tersebut diperlukan agar negara bisa bangkit dari Covid-19.

"Kualifikasi apa yang tidak memenuhi? Pak Andika berpengalaman, berprestasi, dan populer," kata Faldo dalam keterangannya, Kamis (4/11).

Jokowi juga sudah memperhitungkan tantangan yang akan dihadapi ke depan. Untuk itu, Panglima TNI diharapkan memiliki kepemimpinan yang kuat, profesional, dan dapat dipercaya.

"Mengingat peran TNI sangat dibutuhkan untuk menjangkau daerah terdepan, terluar, dan tertinggal dalam vaksinasi massal," ujarnya.

Andika sendiri telah dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) pada Sabtu (6/11). Komisi I DPR akan melanjutkan verifikasi faktual dengan mengunjungi rumah Andika di Jakarta Selatan pada Minggu (7/11) pukul 16.00 WIB.

Anggota Komisi I DPR Bobby A Rizaldi mengatakan, pihaknya akan bersilaturahmi dengan keluarga dan melihat keseharian sang jenderal. "Serta melihat rumah yang ditinggali sesuai Laporan Harta Kekayaan penyelenggara Negara (LHKPN)," kata Bobby.