Berbagai negara mewaspadai kemunculan Covid-19 varian Omicron. Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta dunia tetap mewaspadai varian lama corona terutama Delta.
Hal ini lantaran Delta masih menjadi biang keladi penularan corona dunia saat ini. Apalagi varian lama telah terbukti mampu menular dalam waktu cepat bahkan mengakibatkan kematian.
“Semua orang terobsesi dengan varian Omicron, tapi jangan lupa, varian Delta sekarang ini mengakibatkan kematian,” kata Aylward di sela-sela Finance and Central Bank Deputies Meetings di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/12).
Aylward menjelaskan, pekan lalu ada empat juta kasus positif baru dan 50 ribu kematian pasien Covid-19. Dari penelitian WHO, mayoritas kejadian tersebut disebabkan penularan varian Delta.
Oleh sebab itu WHO meminta masyarakat tetap tertib menjaga protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak serta melakukan tes untuk mendeteksi Delta. “Tetap menjaga langkah yang sama,” ujarnya.
Mengenai Omicron, Aylward mengatakan penelitian yang ada saat ini masih terlalu dini. Mereka juga belum mengetahui seberapa serius dampak yang diakibatkan varian dini lantaran memerlukan waktu.
Meski demikian, adanya varian baru ini menandakan dunia belum berhasil mengendalikan Covid-19. Oleh sebab itu ia berharap forum besar seperti G20 mampu mencari jalan keluar dari permasalahan ini terutama dari sisi pendanaan.
“Karena vaksin itu kebutuhan yang krusial dan uang yang ada belum mencukupi untuk (mendistribusikan) semuanya,” katanya.
Dari data GISAID Initiatives, hingga 9 Desember 2021 sudah ada 42 negara yang mendeteksi varian Omicron. Terbanyak berasal dari Afrika Selatan dengan 499 kasus dan Inggris dengan 451 kasus.