Menteri Luhut Ungkap Persiapan Indonesia Hadapi Covid-19 Omicron

ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/aww.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pidato saat pembukaan Festival UMKM Toba Vaganza di Hotel Niagara, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (12/11/2021).
Penulis: Desy Setyowati
4/1/2022, 07.05 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, pemerintah sangat siap dalam menghadapi penyebaran Covid-19 varian Omicron. Kesiapan ini ditinjau dari sisi persediaan obat-obatan hingga rumah sakit.

"Kesiapan kami menghadapi Omicron, saya kira sudah sangat terkendali, tetapi tetap dengan hati-hati,” kata Luhut dalam konferensi pers virtual di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/1).

Ia mengatakan, vaksinasi Covid-19 terus digencarkan. Selain itu, obat-obatan dan rumah sakit disiapkan. “Semua yang dibutuhkan kami sudah siapkan. Jadi jauh lebih siap," ujarnya.

Dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), ia menyampaikan beberapa langkah untuk meminimalkan penyebaran Covid-19 varian Omicron. Hal ini di antaranya:

  1. Membedakan periode karantina. Pelaku perjalanan dari negara dengan kasus Omicron tinggi wajib karantina 10 hari. Sedangkan negara dengan kasus Omicron rendah tujuh hari.
  2. Menggencarkan vaksinasi Covid-19
  3. Menyiapkan obat-obatan, rumah sakit, dan para dokter atau tenaga kesehatan dalam menghadapi varian Covid-19 terbaru.
  4. Menyiapkan fasilitas karantina

"Jadi saya ingin sampaikan, mohon teman-teman sadar, kita tidak bisa memberikan diskresi (pelonggaran) kebanyakan lagi. Hanya mengacu kepada SE Satgas yang ada. Kalau tidak, kita tidak disiplin," katanya.

Ia menyampaikan, Omicron sudah berkembang di 132 negara. Sedangkan Indonesia berada di urutan 40.

Di Tanah Air, ada 152 kasus positif Omicron. “Yang sudah sembuh 23%. Jadi, angka ini kami lihat masih cukup baik dibandingkan (negara) yang lain,” kata Luhut.

Ia menilai, salah satu penyebab cepatnya penyebaran virus corona varian Omicron di berbagai negara, kerena lemahnya penerapan protokol kesehatan di masyarakat.

Sedangkan di Indonesia, menurutnya lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain seperti India. Di Nusantara, bahkan ada dua hari yang mencatatkan nol kasus kematian akibat Covid-19 yakni 26 Desember 2021 dan 2 Januari 2022.

"Jadi kita tidak perlu merasa kalah dengan yang lain. Justru orang lain sekarang banyak mulai berkaca kepada kita. Kenapa Indonesia bisa memelihara keadaan seperti sekarang ini," ujarnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, jumlah kasus Omicron di dunia mencapai 408 ribu. “Paling banyak ada di Eropa, Inggris, dan Amerika. Ini semuanya di atas 20 ribu kasus, sementara Afrika Selatan sudah turun ke angka 1.800-an," kata dia.

Di Asia Tenggara, kasus positif virus corona varian Omicron tertinggi yakni Singapura 1.600. Disusul Thailand 1.500 kasus. Sedangkan Indonesia 152.

Kasus positif virus corona varian Omicron di Indonesia juga berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). 

"Kita tahu enam kasus merupakan transmisi lokal, ada yang datang dan sebagian besar di Jakarta. Tapi ada juga yang datang dari Medan, Bali, dan Surabaya. Kita tetap harus selalu waspada," katanya.