Desain istana kepresidenan di ibu kota baru telah rampung dan ditunjukkan kepada Presiden Joko Widodo. Meski demikian, ahli menyebut rancangan karya maestro pematung Nyoman Nuarta tersebut belum menjadi sebuah produk arsitektur.
Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Georgius Budi Yulianto mengatakan desain yang ada saat ini baru bisa dikatakan sebuah konsep. Ini lantaran sebuah produk arsitektur harus memiliki detail yang bisa menjadi ukuran serta standar.
“Dari mulai desain, volumetriknya, spesifikasinya, keamanan bahan, hingga aspek green-nya,” kata Georgius kepada Katadata.co.id, Rabu (13/1).
Selain itu ia mengatakan bahwa sebuah produk arsitektur juga harus memiliki parameter yang jelas. Contohnya adalah penggunaan kaca hingga material yang telah memenuhi ketentuan. “ Yang terpenting, bangunan milik negara itu harus mempunyai standar,” katanya.
IAI juga berharap pembangunan istana tersebut menggandeng arsitek yang kompeten serta dibuktikan dengan Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA) dan lisensi yang ada. Apalagi karya asitektur adalah produk yang bekonsekuensi hukum.
“Asosiasi ingin memastikan bahwa (desain) ini bisa dipertanggungjawabkan karena masalah keamanan dan keselamatan ini penting,” kata Georgius.
Dia mengatakan, asosiasi seperti IAI bisa memberikan masukan apakah suatu bangunan telah mengikuti building code sesuai dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2001. Dikutip dari laman resmi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), building code adalah pedoman desain, kontruksi, hingga pemeliharaan bangunan yang sesuai karakteristiknya.
“Jadi ide dari siapapun tidak masalah, hak pemilik proyek. Tapi seperti makanan, kalau dikonsumsi publik, haris dikurasi dulu,” ujarnya.
Georgius juga mengatakan bahwa istana adalah representasi sebuah bangsa. Oleh sebab itu IAI mengaku siap jika suatu saat dipanggil Presiden untuk memberikan saran dan pendapat. “Karena kami harus menyukseskan program negara, tapi dalam koridor yang baik,” uajrnya.
Sedangkan Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Hendricus Andy Simarmata berharap para ahli bisa terlibat untuk memberikan ulasan sejawat atau peer review. Apalagi proyek ini dibangun untuk keperluan panjang di masa depan.
Tak hanya itu, Andy juga berharap pemerintah memiliki satu kesatuan data yang sama agar perencanaan pembangunan IKN dapat terintegrasi. Sedangkan para ahli akan aktif memberikan masukan dari luar.
“Ada peer review dalam rencana kota dan bangunan sebagai upaya mempertajam (perencanaan),” kata Andy.
Sedangkan Nyoman Nuarta telah mempresentasikan desain istana baru kepada Jokowi. Dalam akun Instagramnya, ia mengajak semua pihak bekerja sama dalam mewujudkan pembangunan istana tersebut.
“Kita semua harus kerja keras bahu membahu untuk mewujudkan Istana di IKN supaya menjadi istana terindah,” tulis Nuarta dalam akun Instagramnya, Sabtu (8/1) lalu.