Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah dimulai sejak 2015 lalu. Presiden Joko Widodo pun menargetkan, KCJB siap beroperasi pada Juni tahun depan.
Ini berarti proyek kereta Jakarta Bandung akan molor dari target awalnya yakni Desember 2022. Saat ini, proses pembangunannya telah mencapai 79,9%.
Namun Jokowi berharap, uji coba kereta cepat tersebut bisa dilakukan pada akhir tahun ini. "Pada Juni 2023 bisa kita operasionalkan," kata Jokowi di Pintu Masuk Tunnel 2 Proyek KCJB, Karawang, Senin (17/1).
Saat ini, kendala pembangunan terjadi di terowongan 2 KCJB. Pembangunan terowongan itu berjalan dengan lambat karena ada masalah pada jenis tanah sekitar.
Meski demikian, Presiden mengatakan bahwa masalah teknis itu bisa segera diselesaikan. "Tanah yang ada di sini memerlukan kerja yang penuh kehati-hatian," ujar dia.
Bila sudah beroperasi, KCJB diharapkan bisa mengurangi kemacetan di Jakarta dan Bandung. Selain itu, kereta cepat ditargetkan mampu mempercepat mobilitas orang dan barang.
"Dan kita harap ini menjadi daya saing yang baik bagi negara," ujar Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi turut didampingi sejumlah pejabat. Beberapa di antaranya ialah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi.
Sebelumnya, Luhut telah meninjau proyek ini pada Kamis (13/1) lalu. Ia sempat mengkhawatirkan tekstur tanah sekitar Tunnel 2 yang sedikit lempung atau bertekstur tanah liat.
Luhut menjelaskan Tunnel 2 adalah salah satu struktur konstruksi yang punya tantangan geografis cukup tinggi. Jenis tanah tersebut memiliki karakteristik yang sangat mudah melapuk apabila terkena air dan terekspos penggalian pada saat konstruksi.
"Belum lagi, terowongan 2 juga merupakan terowongan “single-hole double track” dengan kedalaman terkubur maksimum sedalam 53,6 meter," tambahnya.