Proyeksi 550 Juta Pergerakan Wisatawan Lokal Jadi Tumpuan Pariwisata

ANTARA FOTO/Siswowidodo/foc.
Pengunjung menikmati suasana objek wisata Lapak Bumi Semendung di Kelurahan Klegen, Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu (26/9/2021)
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh
15/2/2022, 15.41 WIB

Wisatawan nusantara (wisnus) kembali  menjadi tumpuan untuk menggerakan sektor pariwisata dalam negeri pada tahun ini. Pasalnya, pariwisata internasional belum pulih sepenuhnya sehingga kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) masih belum kembali ke era pra-pandemi Covid-19.

Deputi Bidang Kajian Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Kurleni Ukar memperkirakan jumlah wisman pada tahun ini di kisaran 1,8-3,6 juta orang.  Pada tahun 2021,  kunjungan wisman mencapai 1,56 juta.

Mengingat masih sedikitnya kunjungan wisman, wisnus pun diharapkan bisa menggerakan industri pariwisata, termasuk industri pendukungnya seperti ekonomi kreatif.

Kurleni menyampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengubah cara menghitung kunjungan wisnus menjadi berdasarkan pergerakan gawai.

Perubahan ini diperkirakan akan menambah 50 juta pergerakan wisnus pada tahun ini sehingga total ada 550 juta pergerakan wisnus pada tahun ini.

Pada tahun 2020, pergerakan wisnus mencapai 518 juta kali perjalanan.

 Penambahan wisnus itu diharapkan membuka 400 ribu lapangan kerja baru dan membuat tenaga kerja industri pariwisata menjadi 14,7 juta orang pada 2022.

Meningkatnya wisnus juga diharapkan mendongkrak kontribusi sektor pariwisata ke produk domestik bruto (PDB) Indonesia menjadi 4,3% pada tahun ini dibandingkan 4,2% pada atahun 2021.

Selain itu,  pergerakan wisnus tahun ini diharapkan dapat meningkatkan rangking Travel & Tourism Competitive Index Indonesia dari saat ini di posisi 36.

Kurleni mengatakan wisnus di generasi milenial dan Z akan mendominasi pada tahun ini.

Oleh karena itu, digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan di tengah permintaan wisatawan akan pengalaman berwisata nirsentuh dan seamless. 

 Selain itu, Kurleni melihat ada beberapa pergeseran tren berwisata yang akan menjadi fokus pada 2022. Tren yang dimaksud adalah staycation, road trip, dan work from destination. 

"Harapan kami tinggi karena (program) vaksinasi nasional berjalan baik dan kondisi kesehatan di Indonesia baik. (Selain itu, akan) terlaksananya event nasional dan internasional, seperti kTT G20 dan MotoGP Mandalika 2022," kata Kurleni  dalam webinar "Pariwisata Nasional 2022", Selasa (15/2). 

Pandemi juga telah mengubah preferensi orang dalam berwisata. Karena itulah, pelaku industri pariwisata dalam negeri diharapkan bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut guna menarik wisnus.

Beberapa perubahan preferensi di antaranya dalam terkait obyek dan atraksi wisata. Sebelum pandemi, keramaian obyek wisata dan atraksi yang mengundang orang menjadi pilihan. 

Setelah pandemi, wisatawan memilih untuk beraktivitas outdoor dan berwisata dengan tour pribadi.

Perubahan preferensi berwisata sebelum dan sesudah pandemi (Kemenparekraf)



Berdasarkan data  Kemenparekraf, di tahun 2020,  wisnus masih didominasi oleh pelaku perjalanan dari Jawa-Bali.

Jawa Timur mendominasi asal daerah wisnus dengan angka 24,2% dari total wisnus sementara daerah tujuan favorit wisnus adalah Jawa Tengah.

Pengeluaran wisnus makin meningkat tiap tahunnya.  Pada tahun 2016, pengeluaran pariwisata domestik mencapai Rp 1.081,6 triliun sementara pada tahun 2019 mencapai Rp 1.454,9 triliun.

 Sementara itu, terkait wisman, Kurleni memperkirakan pergerakan wisman ke dalam negeri pada tahun ini baru mencapai 11% dari kondisi normal, sedangkan ke kawasan Asia Pasifik baru sekitar 8%. 

Untuk tahun ini, strategi untuk meningkatkan wisman bertumpu pada dua ajang besar yakni Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan MotoGP Mandalika 2022. Kurleni mengatakan MotoGP Mandalika 2022.

Diharapkan ajang MotoGP bisa  100 ribu wisatawan yang didominasi wisman, sedangkan KTT G20 hanya dapat menghadirkan maksimal 2 juta wisatawan, termasuk delegasi asing.

"Kedua event ini bukan (fokus kepada) jumlahnya, tapi lebih kepada kualitas pengeluarannya yang kami tingkatkan," kata Kurleni.

Pada tahun ini, devisa dari wisman pada 2022 dapat meningkat hingga 372,22% secara tahunan menjadi US$ 1,7 miliar.

Pada 2021, devisa yang dihasilkan dari wisman hanya tumbuh 12,5% dari capaian 2020 sekitar US$ 320 juta menjadi sekitar US$ 360 juta.

Reporter: Andi M. Arief