Latar Belakang Pertempuran Ambarawa Setelah Indonesia Merdeka

visitjawatengah.jatengprov.go.id
Latar Belakang Pertempuran Ambarawa
Editor: Safrezi
22/2/2022, 12.11 WIB

Terjadi pengeboman di wilayah desa Ambarawa oleh pasukan sekutu. Beberapa daerah seperti Boyolali, Salatiga, Kartosuro melakukan perlawanan bersama pasukan TKR.

Daerah Magelang pasukan TKR dan Divisi V/Purwokerto dibawah pimpinan Imam Adrongi Melakukan perlawanan. Perlawanan dilakukan pada 21 November untuk memukul mundur sekutu di desa Pingit. Selain itu pasukan TKR juga merebut kembali desa-desa sekitar.

Penyerangan di beberapa daerah ini kemudian diadakan rapat koordinasi. Rapat dipimpin kolonel Holland Iskandar untuk menyepakati pembentukan komando.

Ketika itu Ambarawa dibagi menjadi 4 sektor yaitu sektor utara, selatan, barat, dan timur. Pasukan tersebut bertempur secara bergantian.

Pada 26 November 1945, Kolonel Isdiman tewas karena peperangan kemudian digantikan Kolonel Soedirman. Kemudian pimpinan TKR Purwokerto dipimpin oleh Kolonel Sudirman.

Mengutip dari kemdikbud.go.id, pada 11 November 1945 Kolonel Soedirman mengumpulkan komandan dan memberi instruksi pada sekutu. Akhirnya sekutu berhasil diusir melalui garis pertahanan terdepan di desa Banyubiru.

Pasukan TKR berhasil menyerang sekutu di dalam kota. Mereka juga berhasil mengepung benteng Willem, tempat sekutu berada. Pengepungan terjadi selama 4 hari 4 malam di benteng tersebut. Pada 15 Desember 1945, TKR berhasil mengalahkan sekutu yang mundur dari Ambarawa.

Keberhasilan pasukan TKR untuk pertempuran Ambarawa diperingati sebagai Hari Infanteri pada 15 Desember. Hari Infanteri atau Hari Juang Kartika menyadarkan warganegara untuk persatuan dan nasionalisme.

Halaman: