Cara Menulis Paragraf Argumentasi dan Pola Pengembangannya

Alexis Brown/Unsplash
Ilustrasi, sekelompok orang menulis paragraf argumentasi.
Penulis: Husen Mulachela
Editor: Agung
27/4/2022, 15.08 WIB

Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif adalah sesuatu yang penting untuk diketahui. Sebab dengan begitu, seseorang dapat menumpahkan gagasan atau pendapatnya dalam suatu tulisan yang baik dan dapat dipahami oleh pembaca.

Komponen Argumen

Argumen adalah suatu upaya untuk membuat lebih dari sekadar pernyataan. Di dalam suatu argumen terselip penawaran serangkaian pernyataan terkait yang mewakili dukungan terhadap pernyataan utama. Hal tersebut tak lain guna meyakinkan orang lain bahwa apa yang diucapkan dan ditegaskan adalah benar.

Sebelum berargumen, penting untuk memahami apa saja komponen dasar yang membentuk suatu argumen, yaitu premis, inferensi, dan kesimpulan.

  • Premis: Pernyataan berupa fakta yang menjelaskan alasan dan atau bukti untuk memercayai suatu klaim (inferensi).
  • Inferensi: Adalah apa yang diselesaikan di akhir argumen. Namun, dalam argumen sederhana, bisa jadi tidak ditemukan inferensi, melainkan hanya terdiri atas premis dan kesimpulan.
  • Kesimpulan: Penalaran dari sebuah argumen atau sering juga disebut inferensi akhir.

Mengutip ThoughtCo, untuk memaparkan argumen, seorang yang membuat klaim mesti menawarkan pernyataan lanjutan yang, setidaknya, secara teori dapat mendukung klaim tersebut. Sebab, suatu argumen bertujuan untuk menawarkan alasan dan bukti.

Apabila inferensi mendapat pernyataan yang mendukung, maka argumen berhasil. Begitu pula sebaliknya.

Cara Menulis Paragraf Argumentasi

Kata argumentasi berasal dari bahasa Inggris, to argue, yang berarti membuktikan atau menyampaikan alasan.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa paragraf argumentasi yaitu karangan berisi ide atau gagasan dilengkapi data-data, fakta-fakta dan kesaksian, yang bertujuan meyakinkan pembaca dan membuktikan suatu kebenaran agat pembaca menyatakan persetujuannya.

Mengutip buku "Bahasa Indonesia untuk SMA/MA" oleh Andi Prasetiyo dan Natalia Sri Sulanjari, ciri-ciri paragraf argumentasi adalah:

  • Adanya pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan oleh penulisnya.
  • Alasan, data, atau fakta yang mendukung pernyataan penulis.
  • Pembenaran atau penarikan simpulan berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.

Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi memiliki beberapa macam pola pengembangan, misalnya analogi, generalisasi, dan sebab-akibat.

1. Analogi

Analogi merupakan pola pengembangan dengan membandingkan dua hal yang berbeda namun memiliki banyak persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan, ditarik suatu simpulan.

Contohnya: Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan berpendidikan tinggi, ia akan seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi. Semakin ia berwawasan semakin ia merendahkan hati seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.

2. Generalisasi

Pola pengembangan argumentasi ini dilakukan dengan menarik kesimpulan dengan mengacu pada data atau fakta yang sesuai dalam jumlah yang cukup.

Contohnya: Setelah diadakan survei ke permukiman liar di sepanjang rel kereta api itu, banyak penduduk yang menempati rumah-rumah yang terbuat dari bahan yang berupa seng, papan, dan kardus bekas. Rumah itu tidak memiliki MCK, pendek, pengap, berlantai tanah, dan lembap. Jadi dapat dikatakan bahwa tempat tinggal mereka tidak layak huni dan tidak sehat.

3. Sebab-akibat (kausal)

Pola pengembangan ini dimulai dengan mengemukakan fakta berupa sebab, kemudian disusul dengan simpulan berupa akibat.

Contohnya: Hujan berturut-turut mengguyur desa kami. Air sungai berangsur-angsur naik. Jalan dan halaman rumah pun mulai tergenang. Akhirnya, banjir melanda desa kami. Korban harta dan jiwa tidak dapat dielakan lagi.

Langkah Menulis Paragraf Argumentasi

Dalam menulis paragraf argumentasi, unsur-unsur yang ada mesti diatur secara logis dengan bentuk penalaran tertentu. Bentuk penalaran yang ada adalah penalaran induksi dan penalaran deduksi.

Penalaran induksi adalah bentuk penalaran yang bertolak dari pernyataan khusus, kemudian menarik kesimpulan secara lebih umum. Penalaran ini tidak boleh membuat kesimpulan yang melebihi kelayakan fakta sebagai pendukung.

Sementara itu, penalaran deduksi adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan umum yang dipakai untuk mengamati pernyataan khusus sebagai dasar mengambil kesimpulan.

Berikut struktur penulisan argumentasi:

  • Pendahuluan, berisi latar berlakang masalah dan permasalahan.
  • Isi, adalah keseluruhan uraian yang berusaha menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam pendahuluan.
  • Penutup, berupa ikhtisar atau kesimpulan.

Adapun langkah-langkah dalam menulis argumentasi adalah:

  • Memilih topik karangan.
  • Mengumpulkan bahan.
  • Menyusun kerangka karangan.
  • Mengembangkan pendahuluan.
  • Mengembangkan isi karangan.
  • Membuat penutup karangan.