Mayoritas Pasien Hepatitis Akut Positif Adenovirus dan SARS-CoV-2

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/hp.
Ilustrasi ruang perawatan rumah sakit
2/5/2022, 18.59 WIB

"Kejadian penyakit ini jarang, tidak jelas ada tidaknya kemungkinan penularan antar manusia, kasusnya masih bersifat sporadik," kata dia.

Saat ini, WHO masih menyelidiki lebih lanjut mengenai kasus hepatitis akut jenis baru ini. Meski terdapat beberapa pasien yang positif SARS-CoV-2, belum ada bukti ilmiah yang jelas adanya hubungan antara hepatitis akut dengan infeksi virus corona.

Sebagai langkah meningkatkan kewaspadaan penyakit ini, dia menilai penyedia layanan kesehatan di Indonesia perlu mulai siaga, setidaknya memberikan penjelasan pada tenaga kesehatan dan berbagai terapi dasar bila terjadi kasus.

Selain itu, penyuluhan kesehatan pada masyarakat luas juga diperlukan.

Menanggapi hepatitis jenis baru ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.

Surat Edaran tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan dini penemuan kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.

Kemenkes juga meminta pihak-pihak terkait menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom Penyakit Kuning, serta membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.

Halaman:
Reporter: Aryo Widhy Wicaksono