Hepatitis Akut Diduga Terkait dengan Adenovirus, Apa Itu?

ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nym.
Ilustrasi ruang rawat rumah sakit.
2/5/2022, 21.56 WIB

Indonesia telah mengkonfirmasi tiga kasus kematian terhadap pasien anak dengan dugaan hepatitis akut. Penyakit yang hingga kini belum diketahui penyebabnya.

Ketiga pasien ini meninggal dunia dalam kurun waktu berbeda, dengan rentang dua pekan terakhir.

Kasus di Indonesia ini meningkatkan jumlah kematian global dari penyakit hepatitis akut misterius yang mempengaruhi anak-anak dari Amerika Serikat hingga Asia menjadi setidaknya empat pasien.

Para ilmuwan dunia, seperti dikutip Guardian, percaya adanya kemungkinan hubungan antara Hepatitis akut dengan infeksi adenovirus. Sebab pada sebagian besar kasus telah terdeteksi adanya adenovirus.

Meski begitu, para ilmuwan masih harus menyelidiki temuan ini lebih lanjut, untuk menemukan penyebabnya.

Hal ini karena Hepatitis bukanlah efek samping yang umum dari adenovirus. Virus tersebut biasanya menyebabkan gejala seperti pilek dan mual, sehingga para ilmuwan juga menyelidiki kemungkinan terjadinya koinfeksi yang menyebabkan gejala-gejala tersebut, termasuk dengan Covid-19, serta penyebab non-infeksi lainnya seperti keracunan makanan, obat-obatan atau terpapar zat logam.

"Kami juga sedang menjajaki apakah peningkatan kerentanan karena berkurangnya paparan selama pandemi Covid dapat berperan, atau jika ada perubahan genom adenovirus," bunyi pernyataan resmi agensi kesehatan Britania Raya atau UK Health Security Agency (UKHSA) dikutip dari Guardian Senin (2/5).

Direktur Klinis dan Infeksi UKHSA, Dr Meera Chand pun mengingatkan para orang tua agar selalu waspada meskipun risiko terkena Hepatitis terbilang rendah.

“Kami terus mengingatkan orang tua untuk waspada terhadap tanda-tanda hepatitis – terutama penyakit kuning, yang paling mudah dikenali sebagai semburat kuning di bagian putih mata – dan hubungi dokter Anda jika Anda khawatir,” jelasnya.

Lalu apa itu adenovirus?

Melansir Bloomberg, adenovirus adalah virus umum yang menyebabkan berbagai penyakit, termasuk gejala seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare.

Ada lebih dari 50 jenis adenovirus yang dapat menginfeksi manusia. Meskipun paling sering menyebabkan gejala pernapasan, virus jenis ini juga dapat menyebabkan gastroenteritis, konjungtivitis, dan infeksi kandung kemih.

Adenovirus tipe 41 biasanya menyebabkan diare, muntah, dan demam, sering disertai gejala pernapasan. Tidak diketahui menyebabkan hepatitis pada anak-anak yang sehat.

Meski kasus hepatitis akut menjadi sebuah fenomena baru, tetapi ada kemungkinan bahwa penyakit ini sebelumnya sudah ada, meskipun sangat jarang. Menurut WHO, hepatitis akut belakangan ini dapat terdeteksi setelah adanya peningkatan uji sampel terhadap penyakit.

Kasus hepatitis akut ini pertama kali teridentifikasi di rumah sakit Alabama, Amerika Serikat, pada Oktober 2021, ketika lima anak dirawat dengan kerusakan hati karena penyebab yang tidak diketahui.

Awal tahun ini, 10 kasus kembali terdentifikasi di Skotlandia. Hingga pada 21 April lalu, WHO menyebutkan sudah tercatat ada 169 kasus. 

Sekitar 114 kasus atau mayoritasnya berada di Inggris. Tetapi kasus serupa juga ditemukan di Spanyol, Israel, Denmark, Irlandia, Belanda, Italia, Norwegia, Prancis, Rumania, dan Belgia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah mengeluarkan peringatan kesehatan nasional, dan pada 28 April setidaknya lima negara bagian di AS mengkonfirmasi atau mencurigai adanya kasus tersebut.

Selanjutnya pada 28 April, kementerian kesehatan Jepang mengatakan menemukan dua kasus lagi, menjadikan penghitungan negara menjadi tiga. Kemenkes Singapura pada 30 April mengkonfirmasi kasus hepatitis akut pada bayi berusia 10 bulan, sementara di Indonesia Kemenkes tiga anak meninggal karena penyakit itu bulan lalu.

Simak juga data mengenai 10 provinsi dengan angka DBD tertinggi:

Reporter: Aryo Widhy Wicaksono